Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Anak 2,5 Tahun Lepas Popok, Emang Bisa?

5 Mei 2024   23:15 Diperbarui: 7 Mei 2024   22:51 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak lepas popok | foto: iStockphoto/Capuski via haibunda.com

Kini, setelah si anak lepas popok, biaya beli popok bisa dialihkan untuk kebutuhan lain. Jadi lebih hemat untuk pengeluaran. Pernah aku sarankan supaya istri tetap membeli sekedar satu pack untuk jaga-jaga kalau mengajak anak keluar rumah. "Tidak usah," kata istri. OK.

2) Anak lebih mandiri dan percaya diri

Untuk anak 2,5 tahun, kemandirian itu digambarkan dengan keinginan untuk pipis di toilet, bukan langsung di celana. Berarti logikanya sudah terbentuk, kalau mau pipis harus ke toilet.

Kepercayaan diri ditunjukkan dengan berani bilang pada kami orangtuanya, "Mau pipis!" Lalu segera menuju toilet. Dengan dua karakter dasar ini, kami percaya anak kami bisa menghadapi tantangan lain dalam hidupnya kelak.

3) Mengurangi sampah popok

Sebelum lepas popok, tempat sampah kami cepat penuh dalam 2-3 hari. Salah satu penyebabnya ya popok. Apalagi kalau popoknya penuh menampung ompol. Untuk sampah organik kami pisahkan untuk pupuk kompos.

Kini, tempat sampah kami lebih longgar karena tidak ada lagi sampah popok. Dengan begitu bisa mengurangi sampah popok di TPA.

Demikian kisah kami tentang anak kami dan popok. Sejak dini, anak bisa dilatih untuk mandiri, lepas popok salah satunya. Kuncinya, orangtua mau melatih atau tidak? --KRAISWAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun