Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Naik Kuda, Momen Melatih Anak Makin Percaya Diri

20 April 2024   22:57 Diperbarui: 21 April 2024   18:25 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berani naik kuda dengan papa | dokpri

Melihat ragu di wajahku, belum juga aku menanggapi, si pawang langsung memangkas harga, "Rp20.000 saja tidak apa, Mas, mari," ternyata masih terjangkau. Maka kami ambil.

Aku segera mendekatkan anakku pada kuda putih yang rambutnya dikepang. Ternyata benar, meski anakku antusias pada kuda kalau didekatkan takut juga. Masih bagus ia tidak histeris, bapaknya dulu diajak melihat motor trail langsung meronta-ronta tak mau berhenti menangis.

Si anak mulanya takut naik kuda | dokpri
Si anak mulanya takut naik kuda | dokpri

Meski aku, istri dan si pawang sudah membujuk, si bayi tak mau naik. Akhirnya aku nego, bisakah aku ikut naik?

"Kalau sama jenengan (kamu) biasanya Rp30.000 mas, tapi Rp25.000 tidak apa-apa, mari."

Agak lucu bapak pawangnya. Kalau pun diminta bayar Rp30.000 aku juga mau. Tapi, dia patok harga tetap Rp25.000 (harga awal). Ya, semoga menjadi berkah buat bapaknya dan kami, khususnya anak kami.

Anakku sudah berpegangan, kakiku sudah berada di pijakan (meski agak susah karena sendalku kebesaran).

Si pawang pun menginstruksikan si kuda agar berjalan. Anakku sudah tenang, kini aku yang senewen. Meski cuma berjalan, gerakan kuda ini terasa asing bagiku. Seperti mau roboh rasanya! Ya, sudah sebesar ini, baru pertama aku naik kuda, hehe. (Dalam perjalanan pulang istriku puas mengejekku)

Siap berkeliling naik kuda | dokpri
Siap berkeliling naik kuda | dokpri

Kami diajak mengitari sekitar 1/3 lapangan. Cukup sepadan dengan ongkos sekian, apalagi mengangkut dua orang. Anaknya tenang, bapaknya girang.

Sepanjang perjalanan aku sempatkan mengobrol dengan si pawang. Bapaknya cukup ramah. Begitu sampai, si pawang masih dengan ramah mengizinkan anakku untuk tetap di atas kuda kalau mau. Dan tentu saja ia enggan tanpa aku ikut naik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun