Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Naik Kuda, Momen Melatih Anak Makin Percaya Diri

20 April 2024   22:57 Diperbarui: 21 April 2024   18:25 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berani naik kuda dengan papa | dokpri

Anak kami berani memegang kuda | dokpri
Anak kami berani memegang kuda | dokpri

Akhirnya si bayi hanya memegang badan kuda, dan sesekali memberi makan dari rumput di sekitar--sudah diajari oleh pawangnya. Begitu pun, si anak enggan diajak pulang. Sedangkan si kuda siap mengantar pengunjung lain.

Dari pengalaman naik kuda ini, aku dapat tiga mutiara.

1) Kenalkan anak pada hewan dan alam ciptaan Tuhan

Dibanding TV, gadget dan game online, kami memilih mengenalkan anak pada hewan dan alam ciptaan Tuhan. Bukan berarti memutus sama sekali dari gadget, selain di rumah kami tidak punya TV. Dari Youtube bisa belajar bermacam nama dan suara hewan. Tapi mengenalkan langsung lebih baik.

Harapannya, anak akan punya ikatan pada makhluk hidup lain dan alam--sesama ciptaan Tuhan. Anak kami makin nampak kecintaannya pada hewan. Kalau di tempat Mbah, ia pasti minta bermain dengan ayam dan memberinya makan.

2) Anak percaya diri kalau ditemani orangtua

Pada dasarnya, setiap pribadi tidak nyaman dengan segala sesuatu yang baru, termasuk anak kami. Pada orang baru, suara, maupun kondisi yang baru didengar dan dialami. Di sini peran kunci orangtua, khususnya ayah, untuk mengenalkan dan mendampingi.

Ini bedanya kami dengan orangtua zaman dulu. "Pada kuda saja kok takut, dasar penakut!" Begitu kira-kira judgement orang dulu. Padahal, anak perlu memproses informasi yang baru itu. Orangtua harus menemani, mengajari, dan sabar mendampingi serta melatih anak.

Dalam kisah anakku, ia baru berani naik kuda kalau aku ikut naik. Artinya, dia lebih nyaman jika papanya ikut. Begitulah seharusnya relasi kita dengan Allah Bapa.

3) Kenalkan pada alam untuk menumbuhkan sikap peduli

Tak kenal, maka tak sayang. Benarlah ungkapan ini. Di era digital ini, orang makin tidak peduli dengan sesama, apalagi pada hewan atau alam.

Dengan mengenalkan pada alam (dan hewan), kami berharap anak kami lebih peduli pada ciptaan. Suka memberi makan ayam di rumah Mbah salah satu buktinya.

Semoga kepedulian ini makin kuat pada diri anak kami. Sehingga ia akan menjadi bagian untuk menjaga dan melestarikan Bumi ini. Target kami berikutnya: mengajaknya tracking ke air terjun dan camping ke gunung!

--KRAISWAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun