Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Beda Adat, Siapa Takut? #45

16 November 2023   01:20 Diperbarui: 16 November 2023   13:06 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati mi instan hangat | dokumentasi pribadi

Kaos dan celana kolor telah dikenakan. Pelampung badan sudah terpasang dengan aman. Mesin kapal cepat sudah menyala. Kami siap mengarungi tepian Danau Toba. Nahkodanya adalah temannya teman Yanti, lebih gampang negosiasinya.

Bapak dan keluarga mempersembahkan pujian di gereja | dokumentasi pribadi
Bapak dan keluarga mempersembahkan pujian di gereja | dokumentasi pribadi

Anak-anak Sekolah Minggu mempersembahkan pujian | dokumentasi pribadi
Anak-anak Sekolah Minggu mempersembahkan pujian | dokumentasi pribadi

Ditariknya 'kapal pisang' yang kami tumpangi melaju di tepian danau. Sampai jauh dari daratan rasanya. Tiba-tiba, sang nahkoda mengurangi kecepatan, gesit memutar setir, lalu ditarik gas sejadi-jadinya.

Byurrr!!! Kapal pisang terbalik. Penumpangnya kocar-kacir! Air Danau Toba memaksa mengisi mulutku! Kepalaku sedikit pening. Cemas, takut, tapi seru! Bak para pemuda yang bersatu dalam Kongres Pemuda, kami saling bahu-membahu untuk kembali menaiki kapal pisang. Sensasinya itu lho, asyik!

Kapal kembali ditarik dengan kecepatan tinggi, kembali ke arah pelabuhan. Beberapa meter sebelum tiba, sang nahkoda mengulangi ritualnya. Kurang kecepatan, putar setir, tarik gas. Byurr! Penumpang kembali kocar-kacir. Woo hoo! Mendebarkan tapi seru!

Berfoto setelah puas bermain air di tepian Danau Toba | dokumentasi pribadi
Berfoto setelah puas bermain air di tepian Danau Toba | dokumentasi pribadi

Tur tepi danau selesai. Pelampung telah dilepas dari badan kami. Namun kami masih asyik bermain air. Yanti dan adik-adik asyik berenang, aku cukup mengapung di atas air, haha. Kami sempatkan berfoto di sebuah beton yang menopang menara kecil di pinggir danau.

Berfoto rapi setelah bermain air | dokumentasi pribadi
Berfoto rapi setelah bermain air | dokumentasi pribadi

Sore menjelang petang. Hawanya dingin setelah bermain di air. Kami pun membeli makanan hangat di warung sekitar. Mi instan dalam gelas cocok juga nih.

Menikmati mi instan hangat | dokumentasi pribadi
Menikmati mi instan hangat | dokumentasi pribadi

Begitulah, belum ke Medan kalau belum menikmati keindahan dan kesegaran Danau Toba. Kiranya Danau Toba pula menjadi saksi kisah cinta dan perjuanganku, dari Jawa ke Sumatra. --KRAISWAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun