Saat membahas keuangan ini Yanti menangis di sampingku. Entah, mungkin Yanti turut merasakan tekanan yang aku alami. Pihak keluarga seolah-olah mendesak. Padahal kami baru mulai menabung. Aku memegang tangan Yanti, menenangkannya.
Berikutnya kami menyampaikan ide kami tentang pernikahan. Disebabkan banyak keterbatasan, kami ingin pemberkatan pernikahan dilakukan di Salatiga (Jawa Tengah). Jadi keluarga besar Yanti yang akan datang ke Jawa, mungkin dengan mencarter bis.
Terkait acara adat, kami tidak sanggup melakukan langsung. Namun, jika keluarga Yanti menginginkan hal itu kami berusaha melakukannya setelah pemberkatan pernikahan. Sambil kembali menabung. (Kami sudah kursus dengan Tulang Kiki, jadi bisa memberi jawaban bijak.)
Nantulang Tesa mewakili keluarga besar Yanti memberi tanggapan. Pada dasarnya mereka kurang setuju jika pemberkatan dilakukan di Jawa. Karena keluarga besar Yanti ada di Sumatra.
"Bagi orang Batak, biar kecil tetaplah pesta. Tidak usah menggelar pesta yang besar. Meski kecil, tapi tetap diadakan pesta." ujar nantulang. Padahal, yang namanya pesta, mau besar atau kecil tetap perlu biaya yang besar.
Tulang yang lain juga memberi tanggapan positif. Dasarnya sama, pesta tetap harus diadakan. Nanti kami bisa menabung berapa, akan ditambahi (entah dari mana). Bersyukur, ini musyawarah yang mulus. Semua pendapat dan keinginan ditanggapi dengan positif.
'Persidangan' dadakan sudah dilalui. Setidaknya kedua belah pihak sudah menyampaikan keinginan masing-masing. Bagaimana langkah selanjutnya? --KRAISWAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H