Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Beda Adat, Siapa Takut? #40

24 September 2023   14:37 Diperbarui: 24 September 2023   14:40 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada apa ini...? O, mungkin ingin berkenalan dan mengobrol dengan Kris. Kami segera menyantap makan malam. Sedang keluarga besar sudah makan dari rumah masing-masing.

Santap malam selesai. Waktunya berkenalan dan mengobrol. Aku kaget, karena forum ini tidak hanya menyajikan momen perkenalan. Waduh...

Aku dan Yanti diminta duduk bersisian, di posisi sentral yang mudah dilihat semua hadirin. Kami mau diapakan ini...?

Dalam budaya Batak, jika seorang anak perantau pulang membawa lawan jenis, dianggap akan segera menikah. (Apalagi Yanti adalah perempuan.) Mungkin satu atau tiga bulan lagi. Bah!

Maka dalam forum keluarga di malam itu keluarga Yanti menanyakan, apa dan bagaimana rencana kami. Di antara bapak-mama dan keluarga besar pasti sudah membahas hal ini. Orang Batak tidak suka basa-basi. Meski Kris datang hanya untuk berkenalan, mereka tidak terima. Harus dijelaskan maksud kedatangan, rencana ke depan mau bagaimana.

Sat set, thas thes...

Inilah bedanya orang Batak dengan orang Jawa. Bagi orang Jawa, biasa berbasa-basi, selow. Kalau datang untuk berkenalan, ya memang hanya kenalan. Besok datang lagi untuk menyampaikan tujuan berikutnya.

Tidak begitu dengan orang Batak. Kalau sudah datang dengan pacar, berarti siap menikah. Tanpa ba-bi-bu, langsung ditembak kapan tanggalnya?

Jujur aku syok. Aku belum menyiapkan materi (macam mau presentasi) untuk ini. Materi secara harfiah juga belum ada. Mereka curang, tidak memberi aba-aba langsung 'menyerang'.

Tapi di sinilah posisiku sebagai laki-laki diuji, tak peduli apa latar belakang etnisku. Harus bisa bicara. Masa mau menikahi anak orang, bicara saja tidak bisa? Meski grogi, aku berusaha bicara apa adanya. Tidak boleh bilang tidak tahu/ tidak punya rencana. (Syukur sudah di-briefing oleh Tulang Kiki.) Yang pertama aku kembali menjelaskan bahwa kedatanganku adalah sekedar untuk berkenalan dengan keluarga besar Yanti.

Kalau rencana menikah, kami belum memutuskan tanggal pasti. Karena kami baru saja pacaran, LDR pula Salatiga-Jakarta. Secara keuangan kami juga belum memadahi. Kami ingin menabung untuk biaya pernikahan kami. Mungkin tidak akan terkumpul banyak, namun komitmen kami adalah tidak ingin merepotkan orang tua. Maka, kami akan berusaha semampu kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun