Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Sumber Energi dengan Nol Emisi, Mungkinkah?

18 September 2023   14:10 Diperbarui: 24 September 2023   16:27 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
'Peternakan angin' | gambar: forum.xcitefun.net

Kapan lalu Jakarta kembali disorot karena 'prestasi' kualitas udara terburuk. Atas kondisi ini, para pejabat pemerintahan pun buka suara.

Presiden Jokowi mengusulkan pindah ke IKN. Siti Nurbaya: menarik pajak untuk kendaraan bermisi tinggi. Heru Budi: ASN Jakarta Work from Home. Budi Karya: satu mobil wajib berisi empat penumpang. Apakah solusi mereka menyentuh akar masalah?

TIDAK.

Selama asap dihasilkan dari kendaraan bermotor dan pembangkit listrik yang utamanya dari batu bara, semua solusi itu hanya pelarian. Sumber polusinya tetap eksis.

Padahal, sejak zaman purba sampai ke masa depan, kehidupan manusia selalu membutuhkan energi. Tingginya permintaan akan energi, membutuhkan sumber energi yang juga besar. Sayangnya, sumber energi yang besar itu menghasilkan emisi karbon.

Lalu, adakah sumber energi dengan nol emisi? (zero emissions)

Aku terinspirasi, lalu kagum bukan main pada tiap konten Nas Daily---konten kreator utamanya tentang lingkungan dan tokoh inspiratif dari seluruh dunia. Hampir semua kontennya berbobot, melebihi konten mana pun di media sosial. Kontennya mencelikkan banyak hal positif yang kita belum tahu.

Seiring dunia industri yang menggeliat, polusi udara mengancam kesehatan manusia. Kita butuh energi untuk hidup, tapi di saat bersamaan efek samping pembangkit energi itu juga bisa membunuh kita. Sehingga manusia butuh energi listrik yang bersih.

'Peternakan angin' | gambar: forum.xcitefun.net
'Peternakan angin' | gambar: forum.xcitefun.net

Salah satu video Nas Daily mengulas tentang 'peternakan angin' di United Kingdom. Masdar, perusahaan yang bermarkas di Abu Dhubai, United Arab Emirates (UAE) bekerja sama dengan perusahaan lainnya, mendirikan London Array.

Masdar | www.masdar.ae
Masdar | www.masdar.ae

Menurut Masdar, tempat terbaik untuk peternakan angin bukanlah di daratan, tapi di lautan. Di lautan, angin bertiup dengan bebas dan sangat melimpah. Tidak ada pohon maupun manusia, jadi tidak mengganggu permukiman. Yang menakjubkan, meski baling-balingnya berputar hanya butuh angin sepoi.

Saat ini 500.000 rumah di UK mendapat listrik peternakan angin ini. Sebanyak 1.000 orang juga mendapat pekerjaan tanpa emisi karbon (emisi = 0). Mari renungkan. Kita bisa menghasilkan listrik untuk satu negara hanya dari sedikit tiupan angin.

London Array | foto: screenshot Google Maps, forum.xcitefun.net
London Array | foto: screenshot Google Maps, forum.xcitefun.net

Ini adalah masa depan, bukan hanya di London. Masdar akan membawa listrik bersih ke 40 negara lain untuk mengurangi emisi karbon. Masdar akan memanfaatkan solar cell, air, dan angin untuk mewujudkan energi bersih di masa depan.

Bagaimana dengan Indonesia?

Masyarakat di Indonesia---sampai rakyat jelata---tahu, pemerintah (dan penguasa) Indonesia masih mengandalkan batu bara sebagai sumber energi utama. Kampanye motor listrik dengan subsidi Rp 7 juta juga belum menyelesaikan soal. Sebab, hanya konversi energi dari batu bara ke baterai. Untuk mengecas baterai tetap dengan membakar batu bara.

Demikian komentar salah satu netizen jika 'peternakan angin' diterapkan di Indonesia. "Di indonesia? Oligarki penguasa batu bara tidak akan membiarkan ini dibangun di Indonesia " @ priambudiachid. Namanya juga netizen. Tapi ada benarnya, bukan?

Lalu ide Jokowi untuk memindahkan IKN ke Kalimantan, dalam kaitannya dengan polusi udara, juga tidak berperan mengurangi polusi.

Namun, ternyata ada salah satu provinsi di Indonesia yang sudah menjalin kerja sama dengan Masdar. Wow! Tidak banyak dari kita yang tahu, bukan?

Pembangkit listrik dengan konsep green energy berada di Waduk Cirata, Purwakarta, Jawa Barat. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ini disebut bisa menghasilkan listrik berkapasitas 145 Mega Watt.

PLTS Cirata | foto: IG/masdar
PLTS Cirata | foto: IG/masdar

Pembangunan PLTS Cirata digarap oleh Masdar. Pembangkit listrik ini memiliki luas 250 hektar di atas Waduk Cirata seluas 6.200 hektar. Ini merupakan proyek pertama Masdar dalam menggarap PLTS terapung. Keren.

"Pada Januari 2020, Masdar mengumumkan telah menandatangani perjanjian jual beli listrik (PPA) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), perusahaan listrik milik Indonesia, untuk pembangkit fotovoltaik surya terapung (FPV) pertama di sana," terang Masdar.

Pembangunan PLTS Cirata mendapat suntikan dana dari tiga lembaga keuangan internasional, yakni Sumitomo Mitusi Banking Corp, Societe generale, dan Standard Charter Bank. Menurut Dirut PT PLN Zulkifli Zaini, nilai investasi proyek ini mencapai 129 juta dolar AS (Rp 1,9 triliun).

Di akun X (dulu Twitter), mantan menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjuastuti menyebut PLTS Cirata akan menyuplai listrik ke lima puluh ribu rumah, sebagai mitigasi emisi 214.000 karbon, hingga membuka 800 lapangan pekerjaan.

Proyek PLTS Cirata merupakan komitmen Indonesia dalam mejaga kelestarian lingkungan. Sesuai dokumen Nationally Determined Contribution (NDC), tindak lanjut Paris Agreement 2015, Indonesia berkomitmen memangkas emisi karbon (29% mandiri, 41% bantuan internasional) pada 2030.

Apabila sudah beroperasi, lanjut Zulkifli, PLTS Cirata bisa memangkas hingga 214.000 ton emisi karbon/tahun. Sedangkan Masdar mengklaim, PLTS Cirata bisa menghemat 40% bahan bakar dibanding pembangkit listrik tenaga diesel.

Dalam salah satu unggahannya di IG, Masdar juga menyampaikan hal yang sama disampaikan oleh Susi. PLTS Masdar bakal mengurangi emisi karbon dan memberikan suplai energi bagi 50.000 rumah.

Laporan bisnis.com, sebanyak 1.900 megawatt potensi PLTS terapung di Pulau Jawa direncanakan masuk ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PLN 2021-2030.

PLTS terapung menjadi salah satu program pemerintah untuk mempercepat pengembangan PLTS, sebab efisien dari segi harga, perizinan lebih sederhana, tidak memerlukan pembebasan lahan dan dapat dikembangkan dengan kapasitas yang besar.

Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko berujar, pihaknya juga tengah mendorong pengembangan PLTS di wilayahnya. Terdapat 723,07 MW potensi teknis PLTS terapung yang dapat dikembangkan di 42 bendungan di Jawa Tengah.

Energi dengan nol emisi adalah impian kita semua. Semoga provinsi lain di Indonesia bisa menerapkan green energy demi hidup yang lebih sehat. Meski untuk mewujudkannya pasti banyak jalan terjal. --KRAISWAN  

Referensi: 1, 2, 3, 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun