Menurut Masdar, tempat terbaik untuk peternakan angin bukanlah di daratan, tapi di lautan. Di lautan, angin bertiup dengan bebas dan sangat melimpah. Tidak ada pohon maupun manusia, jadi tidak mengganggu permukiman. Yang menakjubkan, meski baling-balingnya berputar hanya butuh angin sepoi.
Saat ini 500.000 rumah di UK mendapat listrik peternakan angin ini. Sebanyak 1.000 orang juga mendapat pekerjaan tanpa emisi karbon (emisi = 0). Mari renungkan. Kita bisa menghasilkan listrik untuk satu negara hanya dari sedikit tiupan angin.
Ini adalah masa depan, bukan hanya di London. Masdar akan membawa listrik bersih ke 40 negara lain untuk mengurangi emisi karbon. Masdar akan memanfaatkan solar cell, air, dan angin untuk mewujudkan energi bersih di masa depan.
Bagaimana dengan Indonesia?
Masyarakat di Indonesia---sampai rakyat jelata---tahu, pemerintah (dan penguasa) Indonesia masih mengandalkan batu bara sebagai sumber energi utama. Kampanye motor listrik dengan subsidi Rp 7 juta juga belum menyelesaikan soal. Sebab, hanya konversi energi dari batu bara ke baterai. Untuk mengecas baterai tetap dengan membakar batu bara.
Demikian komentar salah satu netizen jika 'peternakan angin' diterapkan di Indonesia. "Di indonesia? Oligarki penguasa batu bara tidak akan membiarkan ini dibangun di Indonesia " @ priambudiachid. Namanya juga netizen. Tapi ada benarnya, bukan?
Lalu ide Jokowi untuk memindahkan IKN ke Kalimantan, dalam kaitannya dengan polusi udara, juga tidak berperan mengurangi polusi.
Namun, ternyata ada salah satu provinsi di Indonesia yang sudah menjalin kerja sama dengan Masdar. Wow! Tidak banyak dari kita yang tahu, bukan?
Pembangkit listrik dengan konsep green energy berada di Waduk Cirata, Purwakarta, Jawa Barat. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ini disebut bisa menghasilkan listrik berkapasitas 145 Mega Watt.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya