Kedua, agenda ke rumah tulang yang mulanya Kris anggap seperti proses penghakiman, ternyata menjadi penguatan. Tulang (orang Batak) menikah dengan orang bukan Batak bukanlah masalah. Bisa dicari solusinya asal dikomunikasikan dengan baik.
Pertemuan dengan tulang menjadi latihan (sekaligus ujian), bahwa meski tidak punya apa-apa Kris berani menghadap dan berkenalan dengan saudara sulung mama Yanti.
Satu tahap terlewati. Tahap berikutnya bakal lebih menantang. Kami tak mampu melaluinya tanpa campur tangan Tuhan. Lobi stasiun kembali menjadi saksi perpisahan kami. Kembali berjuang dalam LDR sambil mempersiapkan pernikahan. --KRAISWANÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H