Beberapa menit berlalu, orang hanya melihatnya sambil berlalu. Nobody cares about him. Namun, beda cerita saat ia membalik papan putih itu dengan beberapa tempelan uang kertas, “FREE MONEY”.
Hasilnya? Banyak orang berhenti di depannya. Tapi bukan untuk mendengarnya bercerita, melainkan mengambil uangnya. (Ada juga tiga gadis yang mendekat, malah memberi uang koin padanya.) Samuel menulis kutipan “this genuinely breaks my heart.. 💔”
Momen ini bisa jadi salah satu alasan, Samuel pergi ke beberapa negara untuk melakukan ekspresimen sosial. Ternyata, masih banyak di belahan negara lain orang baik dan peduli.
Mari kita petik pelajaran dari aksi Samuel.
1) Bukan uang atau harta, banyak orang kesepian perlu untuk didengar
Banyak orang yang akhirnya mengakhiri hidupnya hanya karena depresi, tidak ada orang yang mau mendengarnya bercerita. Mungkin ada juga yang malu atau enggan bercerita. Saking parah depresinya.
Kasih dan kepedulian bisa ditunjukkan dengan sangat sederhana. Mendengar orang lain untuk berbicara misalnya.
2) Tidak semua orang baik, tapi tetap ada
Ada bule di Bali yang arogan. Ada pula warga asli Indonesia menunjukkan tindakan tidak manusiawi. Masalahnya bukan apa latar belakang orangnya, dari negara mana. Melainkan hatinya, apakah berisi kasih atau ego serta dosa.
Tidak semua orang baik, tapi tetap ada. Samuel mencari, dan ia masih menemukannya.
3) Selagi bisa, mari membantu orang lain