Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bule di Bali Arogan? Tidak Semua, Masih Ada Bule yang Baik

16 Mei 2023   11:02 Diperbarui: 16 Mei 2023   11:07 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Viral bule di Bali berbagi kebaikan | foto: indozone.id

Kapan lalu viral aksi beberapa bule di Bali yang bersikap arogan di tempat publik. Di antaranya berkendara tidak memakai helm. Saat ditegur, malah memaki-maki petugas.

Aksi macam ini meresahkan dan tidak pantas. Pertama, mereka pendatang. Bagaimana bisa arogan pada warga asli di Bali?

Kedua, aturan global yang tidak dipatuhi. Tiap negara punya budaya berbeda, tapi pasti punya aturan global yang sama, yakni menghormati satu sama lain. Apalagi di Indonesia, di mana sopan santun dijunjung tinggi. Wisatawan mancanegara (wisman) ini tidak boleh sesukanya.

Betul para wisman ini menjadi salah satu penyumbang devisa di Indonesia. Tapi bangsa kita punya harga diri. Wisman tidak boleh arogan. Apalagi penduduk asli Bali terkenal sangat ramah.

Viral video di medsos, salah satunya di akun Instagram indozone.id seorang bule pria yang mengalami kesulitan dengan motornya. Ia mengaku, motornya kehabisan bensin. Ia meminta bantuan dari orang yang lewat.

Ada seorang ibu dengan sepedanya. Keduanya pun lalu berkenalan. “How are you,” kata si bule. Disambung seorang pria berkuncir yang membantu menerjemahkan, “Apa kabare?” “Becik-becik,” sahut ibu itu.

Nice to meet you, Samuel.” (Sambil menunjuk dada saat memperkenalkan diri) “Gusti,” balas ibu itu menyebutkan nama. Samuel menceritakan, motornya rusak dan tidak membawa dompet. Ibu Gusti ingin membantu dengan membelikan satu liter bensin.

Disodorkannya uang Rp10.000 rupiah. “Your gonna buy me petrol? Really?” Samuel masih tidak percaya. Tapi dari orang di dekatnya memberitahu bahwa harga 1 liter bensin adalah Rp12.000. (Nampaknya TKPnya ada di depan penjual bensin eceran) Maka Ibu Gusti memberikan Rp12.000 kepada Samuel.

Thank you,” ujar Samuel meski belum menerima uangnya. “Is this your pushbike?” Samuel beralih pada sepeda yang dibawa Ibu Gusti. “Ya,” kata Ibu Gusti.

Tell her, thank you for helping me.” Sang pria berkuncir menerjemahkan untuk Ibu Gusti. Setelah menerima uang tersebut, Samuel malah ingin mengembalikan pada Ibu Gusti. “No, it’s okay this is for you.” Ibu Gusti menggoyangkan telapak tangan, tanda bahwa uang itu memang ikhlas diberikan untuk Samuel. Samuel mengucapkan terima kasih, lalu memeluk ibu tersebut.

Can I show you something?” Samuel mengajak Ibu Gusti melihat dashboard motornya. “Oh, I have petrol!” Wah, bule ini nge-prank.

Di akhir video, Samuel memberikan kunci motor kepada Ibu Gusti. “Are you a liar?” (Apakah kamu penipu?) kata pria berkuncir mewakili Ibu Gusti, tidak percaya dengan si bule.

I’m not, this is yours. The key’s are yours.” kata Samuel. Dengan polosnya, Ibu Gusti berujar bahwa ia seperti ketemu Tuhan. Samuel kembali memeluk Ibu Gusti. “Terima kasih ya, terima kasih,” kata Ibu Gusti. “Houuuu, it’s your motorbike!” tutup Samuel.

Unik. Pertanyaannya, bagaimana dengan STNK, BPKB dan surat-surat terkait kepemilikan sepeda motor tersebut? Apakah Ibu Gusti menerima motor batangan?

Netizen Indonesia pun menunjukkan kebolehannya melalui komentar. “Plot twist : itu motor rental yg di Giveaway 🗿”, tulis @zulkarnainzacky. “Plot twist. Motor sewaan yang belum dibalikin berhari-hari. Ibunya biar yang kena tuduh. 🙏🙏🙏🙏🙏” tulis @fandi.ande. “Ternyata abis suruh bayarin bensin, disuruh bayar motor rentalan nya itu bule.. 😂” tulis @ nisarhmksm.

Masuk akal juga. Bagaimana kalau motor itu adalah motor rental yang dibuat give away, lalu Ibu Gusti yang harus menanggung denda, bahkan bisa dituduh bersekongkol melakukan pencurian? Meski begitu, tak sedikit juga yang memberi pujian atas aksi kebaikan Samuel.

Nah, di sinilah hikmat dan akal sehat harus dipakai sebagai netizen cerdas. Ada salah satu akun yang memberi kesaksian tentang si bule. “KALO YANG UDAH TAU KONTEN BULE INI...INI ASLI GAESS..DIA KONTEN NYA EMANG BEGITU...SIAPA YANG NGEBANTU DIA..DIA BAKALAN KASIH SESUATU DAN DIA TREAT KONTEN INI DI SEMUA NEGARA 👏👏 DIA JUGA OPEN DONASI DI INSTAGRAM NYA BUAT NGEBANTU ORANG ORANG...✌🙏😁” tulis @ teddyjan16.

Aku pun menelusuri di Tiktok. Dan benar, Samuel suka membuat eksperimen sosial di Tiktok/itssozer. Siapa yang membantunya bakal diberi sesuatu sebagai hadiah. Dia menerapkan hal ini di semua negara dan ia juga open donasi untuk membantu orang lain. Ini jelas beda level dengan Baim Wong yes.

Bule yang suka berbagi kebaikan Samuel Weidenhofer | Tiktok/itssozer
Bule yang suka berbagi kebaikan Samuel Weidenhofer | Tiktok/itssozer

Tindakan Samuel ini bukan tanpa alasan. Dalam salah satu eksperimennya (di sini), ia berdiri di tengah kerumunan orang yang lalu-lalang sambil membawa papan putih bertuliskan “I HAVE ANXIETY & DEPRESSION. I JUST NEED SOMEONE TO TALK TO ☹”

Eksperimen sosial oleh Samuel | Tiktok/itssozer
Eksperimen sosial oleh Samuel | Tiktok/itssozer

Beberapa menit berlalu, orang hanya melihatnya sambil berlalu. Nobody cares about him. Namun, beda cerita saat ia membalik papan putih itu dengan beberapa tempelan uang kertas, “FREE MONEY”.

Hasilnya? Banyak orang berhenti di depannya. Tapi bukan untuk mendengarnya bercerita, melainkan mengambil uangnya. (Ada juga tiga gadis yang mendekat, malah memberi uang koin padanya.) Samuel menulis kutipan “this genuinely breaks my heart.. 💔”

Momen ini bisa jadi salah satu alasan, Samuel pergi ke beberapa negara untuk melakukan ekspresimen sosial. Ternyata, masih banyak di belahan negara lain orang baik dan peduli.

Mari kita petik pelajaran dari aksi Samuel.

1) Bukan uang atau harta, banyak orang kesepian perlu untuk didengar

Banyak orang yang akhirnya mengakhiri hidupnya hanya karena depresi, tidak ada orang yang mau mendengarnya bercerita. Mungkin ada juga yang malu atau enggan bercerita. Saking parah depresinya.

Kasih dan kepedulian bisa ditunjukkan dengan sangat sederhana. Mendengar orang lain untuk berbicara misalnya.

2) Tidak semua orang baik, tapi tetap ada

Ada bule di Bali yang arogan. Ada pula warga asli Indonesia menunjukkan tindakan tidak manusiawi. Masalahnya bukan apa latar belakang orangnya, dari negara mana. Melainkan hatinya, apakah berisi kasih atau ego serta dosa.

Tidak semua orang baik, tapi tetap ada. Samuel mencari, dan ia masih menemukannya.

3) Selagi bisa, mari membantu orang lain

Dalam beberapa video yang dibuat Samuel, orang yang berada dan sehat justru apatis. Enggan membantu. Berkebalikan dengan kaum papa dan sederhana. Mereka justru punya hati untuk membantu, meski dengan hal yang sangat sepele. Itu karena mereka punya kasih dan kepedulian.

Maka, selagi bisa mari berikan bantuan untuk orang lain. Entah sekedar membelikan 1 liter bensin. Memberi tumpangan. Memberi selembar uang untuk membeli makan. Atau sekedar mendengar orang yang kesepian berbicara.

Teringatlah kita pada ungkapan lawas. Hati seseorang tidak ditentukan oleh penampilan fisiknya.KRAISWAN 

Referensi: 12

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun