Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Dilema Mengasuh Anak Bayi: Biarkan Bertingkah atau Diam Pegang Gadget?

4 Mei 2023   00:30 Diperbarui: 6 Mei 2023   21:31 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tingkah lain anak kami, naik ke dalam angkot saat ikut belanja ke pasar | dokumentasi pribadi

Aku pun menggandengnya menuruni tangga pendopo. Anak kami langsung menjelajah permukaan rumput yang basah. (Ada jalan beton tapi tanah berumput juga yang dipilihnya.) Sedang istri melanjutkan mengobrol dengan teman kami.

Awalnya seru melihat si bayi berlari-larian ke sana ke mari. Melihat ikan di kolam, naik turun permukaan berundak, memegang patung hewan. (Doi suka hewan-hewan. Patung atau boneka pun dikira hewan beneran.) Tapi, itu dilakukan berulang-ulang tanpa lelah. Aku yang mengikuti yang lelah.

Harus waspada, jangan sampai si bayi jatuh ke kolam. Sekali dua dia tersandung jatuh. Alih-alih kapok, dia justru terus bergerak. Mantab! Ingin aku berteriak pada istri, "Mah, ini bayi kita ga mau diam. Cemana ini...???!" Sedang anak teman kami masih asyik dengan HP. Menjelang pulang, anak teman kami mau juga jalan-jalan dan berfoto.

Berfoto bersama sebelum pulang | dokumentasi pribadi
Berfoto bersama sebelum pulang | dokumentasi pribadi
Mending mana: diam diberi HP atau biarkan bertingkah?

Melihat dua contoh di depan mata, kami takkan rela memberikan HP pada anak terlalu dini. (Baca: tidak sanggup membelikan juga sih) Anak aktif bergerak, banyak tingkah sukanya berlari-larian sampai panjat-memanjat adalah normal. Justru itu tanda anak sehat.

Sekali dua mengambil atau menjatuhkan barang juga wajar. Asalkan tidak sampai pecah dan mencelakakan diri. Tugas orang tualah untuk mengawasi dan mendampingi.

Kalau di rumah, dalam kondisi tertentu kami izinkan anak kami nonton Youtube di HP. Itu pun diberi jarak, tidak dipegang langsung. (Hal ini tidak terjadi jika anak kami bersama Mbah.) Suatu kali kami stop dia nonton HP, dan merengek sejadinya minta untuk terus menonton. Tegakah kami membuatnya menangis?

Tega. Bayi 1,5 tahun sudah ada kecenderungan kecanduan HP. Kami tidak akan lanjutkan dengan memberinya HP di tempat umum. Justru di tempat umum inilah, kesempatan dia belajar berinteraksi dengan lingkungannya. Kalau mau main HP di rumah saja!

Dengan berlari-larian dan mempelajari lingkungan justru lebih bermanfaat buat anak. Di antaranya, terbebas dari radiasi layar HP; otot, syaraf dan panca inderanya bisa bekerja optimal; dan dia bisa mengenal hal-hal yang ada di sekitarnya.

Meski capek harus mengikuti dan mengawasi anak, itu lebih worth it, dari pada anak dikendalikan HP. --KRAISWAN 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun