Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Beda Adat, Siapa Takut? #20

23 Maret 2023   20:06 Diperbarui: 23 Maret 2023   20:43 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedemikian gereget Abraham memilihkan calon isteri bagi Ishak. Abaraham amat paham, untuk menghasilkan generasi berkualitas juga harus disiapkan bibit yang juga berkualitas. Kualitas ini direpresentasikan sebagai karakter yang takut akan Tuhan.

Dalam kisahku dan Yanti, orang tua kami memiliki pandangan masing-masing menurut adat setempat. Ayah dan ibuku (suku Jawa) menginginkan aku menikah dengan orang yang dekat rumahnya. "Kalau dekat dan sering ketemu kan sudah kenal," kata ibu.

Katanya ayahku bahkan sudah menyiapkan jodoh untukku. Entah beneran sudah ada sosoknya atau masih dalam angan, aku langsung menolak. Sebab, aku sendiri tidak yakin dengan kriteria ayahku.

Sedangkan Yanti beda lagi kasusnya. Menurut adat Batak, seharusnya Yanti menikah dengan pariban-nya (jodoh ala orang Batak). Anak perempuan adalah pariban dari laki-laki yang semarga dengan mamanya. Namanya saja adat, sudah turun-temurun dilakukan di dalam masyarakat. Pariban ini mirip dengan prinsip perjodohan, namun tidak selalu diikuti. Ada juga orang Batak yang menikah dengan orang dari etnis lain.

Yanti termasuk orang yang progresif. Dia sadar akan natur karakter dan budaya orang Batak, apalagi jika belum diubahkan hidupnya. Bisa sering terjadi konflik dalam rumah tangga. Kecuali Yanti menemukan orang Batak yang sudah hidup baru, ia mau saja menikah dengan orang tersebut.

Sedangkan banyak contoh nyata di sekitarnya, orang yang menikah dengan sesama etnis, kehidupan rumah tangganya tidak bertumbuh. Jadi kesamaan adat bukanlah patokan hidup berumah tangga. Inilah salah satu yang mendasari kisah kami yang berjudul "Beda Adat, Siapa Takut?" --KRAISWAN 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun