Doa menjadi pondasi bagi hidup orang percaya. Sebelum membuat kriteria Pasangan Hidup, hendaknya diawali dengan berdoa. Sosok seperti apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Sebab, yang kita inginkan biasanya ditentukan apa yang dilihat mata, sering kali menipu.
Untuk tahu seperti apa Pasangan Hidup yang kita butuhkan, terlebih dulu harus kenal seperti apa diri kita. Mintalah Tuhan yang menyelidiki hati kita. Dialah yang menenun kita sejak dari kandungan ibu, Dia pula yang paling mengenal kita, melebihi diri kita sendiri. Setelah itu, barulah kita bisa minta kepada Allah untuk menunjukkan sosok PH seperti apa yang paling tepat untuk kita.
Sangat disayangkan, di era serba canggih seperti sekarang ini masih banyak yang tidak mengenal dirinya sendiri. Mereka lebih mudah putus ada, rapuh dan menempuh jalan instan untuk mencapai sesuatu (ciri strawberry generation). Mereka ini tidak tahu kepribadiannya seperti apa, prinsip hidupnya apa, boro-boro akan menggumulkan Pasangan Hidup. Bagian ini yang harusnya dibereskan sebelum menjalin relasi dengan lawan jenis.
Kris memiliki temperamen melankolis. Akibatnya, aku tipe pemikir, baper-an, mudah sensitif dan sulit mengungkapkan perasaan. Temperamen ini membuatku memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan berlebihan, serta hati-hati saat berbicara. Mikirnya lama, bertindaknya lambat. Aku juga sulit membaur apalagi dengan orang baru, tapi akan loyal jika sudah akrab.
Sangat kontras dengan Yanti yang bertemperamen sanguin. Tipe orang ceria, super heboh dan mudah akrab dengan semua orang. Bertindak dulu, mikir belakangan.
Dari kepribadian saja kami sudah bertolak belakang. Ini memengaruhi cara kami berkomunikasi dan menyelesaikan masalah. Kondisi ini sangat penting untuk diketahui di awal, sebab jika tidak akan menimbulkan banyak gesekan di waktu mendatang. Ujungnya cek-cok dan ngambeg.
Mulanya, aku tidak berpikiran akan bisa pacaran bahkan menikah dengan orang bertemperamen sanguin. Sebab, dari pengalaman sebelumnya, lawan jenis yang aku doakan dan dekati bertemperamen sanguin. Kami tidak nyambung blas (Indo: sama sekali). Namun syukur kepada Tuhan, Kris dan Yanti sudah sama-sama hidup baru. Kami bisa saling menerima, menempatkan diri bahkan saling mendukung.
Temperamen bawaan kami tidak hilang sama sekali, sebab ini adalah alamiah, mustahil dihilangkan atau diganti. Bagaimana pun, keberagaman karakter adalah anugerah dari Tuhan. Karakter kami yang sudah diubahkan menolong kami agar adaptif saat terjadi masalah/ gesekan.
Itulah pentingnya membuat kriteria pasangan hidup. Temperamennya mencerminkan karakter orang seperti apa lawan jenis yang kita doakan. Daftar kriteria yang kami maksud tidak terbatas pada hal lahiriah atau materi. Ada kualitas intrinsik yang harus ditemukan dalam diri---pada saat yang sama juga harus kita miliki sebagai---pasangan.
Yang perlu disimak, upayakan pencarian calon pasangan hidup di area yang mudah kita jangkau. Misalnya, tetangga, rekan kerja, adiknya teman, teman di suatu komunitas. Jangan mencari calon pasangan hidup yang dikenal di mal, kolam renang apalagi media sosial.