Ada banyak manfaat yang didapat dari proyek matahari buatan ini. Menurut Mutia, harga energi bisa lebih stabil dan terjangkau. Energi terbarukan ramah lingkungan sehingga tidak terus bergantung pada energi fosil yang kian menipis. "...energi akan murah karena bahan bakar bisa diambil dari air laut, litium ada banyak, otomatis harga listrik akan lebih murah dan stabil. ...lebih ramah lingkungan," tutup Mutia.
Seringkali pekerjaan manusia menyebabkan kerusakan
Dunia takkan lupa bagaimana Jepang kewalahan mengatasi limbah nuklirnya. Jepang hendak membuang 1,25 juta ton air limbah radioaktif pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut akibat gempa bumi dan tsunami 2011 silam. Buahnya, negara tetangga dari China hingga Korsel memprotes keras. Jubir Kemenlu China, Zhao Lijian, menganggap tindakan Jepang itu tidak bertanggung jawab. (13/4/2021 cnnindonesia.com)
Einstein, salah satu ilmuwan terbesar sepanjang masa menyesali idenya tentang reaksi fisi Hidrogen. Karyanya justru dipakai oleh sekelompok orang untuk membuat bom atom untuk membunuh sesama manusia. Meski China mengaku matahari buatan sebagai sumber energi, apa jaminannya tidak disalahgunakan oleh manusia?
Sabda netizen tentang matahari buatan China
Bukan netizen +62 namanya kalau tidak nyinyir. Proyek The EAST yang luar biasa mendapat tanggapan beragam dari warganet kita. @cumaanneaja: "Kebayang kalo meledak" Barangkali mewakili kecemasan kebanyakan kita. "Malaikat be like "udah bener Tuhan menjauhkan matahari dari bumi, ini malah di buat di bumi"" @ooh_ojan22. Â Tak kalah pedas, @devii_virhana "Setelah ada matahari ini, apakah mereka akan bikin sunblock khusus?" (penekanan: made in China, wkwk) (IG/voaindonesia)
Bagaimana dengan Indonesia?
China sudah punya matahari sendiri, Indonesia masih suka ribut sendiri mempermasalahkan agama, latar belakang, pandangan politik atau golongan orang lain. Ini salah satu hambatan terbesar kemajuan bangsa kita. Dari sisi ilmu pengetahuan dan teknologi, China telah berlari menjauhi negara-negara maju, sedangkan kita negara berkembang masih sering mengejek dengan made in China. --KRAISWAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H