Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

China Sudah Punya Matahari Sendiri, Indonesia Masih Ribut Sendiri

11 Januari 2022   22:01 Diperbarui: 12 Januari 2022   07:41 1602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atas pencapaian besar ini, negara-negara lain pantas mengangkat topi pada China. Barangkali ini maksud pepatah, belajarlah sampai ke negeri Cina. Namun, selalu ada getah di balik nangka yang nikmat. Selalu ada ancaman/ dampak negatif dari segala aktivitas manusia.

Kekuatan yang besar disertai tanggung jawab yang besar

Jika anda penggemar pahlawan super berkostum merah dengan pelontar jaring dari tangan, pasti ingat kutipan di atas. Aku sangat setuju. Kekuatan yang besar harus disertai tanggung jawab yang besar. Jika tidak, justru bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menjelaskan matahari buatan China bisa melelehkan Bumi jika reaktor mengalami kebocoran. Namun, Kepala Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir BATAN, Dhandang Purwadhi menyebut, risiko kebocoran sangat minim. (cnnindonesia.com) Minim tetaplah risiko.

Para peneliti The EAST, lanjut Dhadang, pasti punya standar penelitian yang terkendali. Sebab, penelitian menggunakan energi nuklir tidak bisa sembarangan. Dalam penelitian itu, plasmanya (energi nuklir hasil reaksi fusi) pasti tidak banyak, dalam ukuran yang bisa dikendalikan. Mereka juga pasti punya pendingin yang mampu mendinginkan Tokamak.

Untuk mencapai reaksi fusi, tabung Tokamak dipanaskan hingga 1 miliar (10 pangkat 9) derajat Celcius. Setelah digunakan untuk menghasilkan energi panas, tabung "donat" itu perlu didinginkan agar bisa dipakai kembali.

Untuk menjaga energi tetap berada dalam wadah, lapisan dalam Tokamak memanfaatkan gaya magnet berupa dua kutub positif sehingga menghasilkan energi tolak-menolak. Dengan gaya magnet sejenis ini, plasma yang tercipta bisa menggantung di tengah tabung "donat". Sehingga panasnya dipastikan tidak menyentuh tabung dan meminimalkan risiko kebocoran.

Akademisi Fisika Nuklir Universitas Pertahanan Mutia Meireni menjelaskan, jika terjadi kebocoran dalam reaksi fusi tersebut, dampaknya tidak sebanyak kebocoran dalam reaksi fisi. Apa itu reaksi fusi dan fisi?

Reaksi fusi adalah proses menggabungkan unsur bermassa ringan menjadi unsur yang lebih berat. Sedangkan reaksi fisi dalam pembentukan energi nuklir memecah atom menjadi beberapa bagian. Proses yang kedua lebih berbahaya karena reaksinya tidak akan pernah berhenti.

Sementara reaksi fusi pada HL-2M Tokamak lebih minim risiko. Jika terjadi kebocoran misalnya, yang keluar adalah unsur ringan. Menurut Mutia, alasan lain reaktor fusi minim kebocoran, karena jika proses pengoperasiannya bermasalah alat ini akan otomatis berhenti. Sedang pada reaktor fisi prosesnya terus beroperasi.

Unsur yang mungkin berbahaya dari The EAST adalah limbah tritium yang digunakan untuk menciptakan plasma panas. Tritium sendiri memiliki waktu peluruhan yang singkat, yakni 12,3 tahun. Bagiku tidak betulan singkat, karena 1/7 hidup seseorang dijalani dalam ancaman limbah radioaktif jika terjadi kebocoran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun