Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pesona Danau Toba, Warisan yang Harus Kita Jaga

26 September 2021   23:55 Diperbarui: 26 September 2021   23:59 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukit Sibea-bea di Kabupaten Samosir | foto: Instagram/samosir_indah

Warna airnya mengharu biru di satu sisi, hijau memukau di sisi lainnya, dengan riak-riak lembut berkat tiupan angin maupun jejak kapal melintas. Dipagari perbukitan megah, disirami sinar matahari yang hangat. Teduh, senang dan damai.

Apa yang paling anda harapkan saat mengunjungi suatu tempat wisata? Wahananya? Kulinernya? Kerajinan tangannya? Adat-istiadatnya? Sejarahnya? Atau, pemandangan alamnya yang viral di media sosial? Semua itu bisa anda nikmati lengkap saat mengunjungi danau legendaris, Danau Toba.

Danau yang terletak di Sumatra Utara ini memiliki panjang 100 km, lebar 30 km, dan kedalaman mencapai 505 m, oleh Presiden Jokowi ditetapkan sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas, DSP Toba pada 15/7/2019. (bpiw.pu.go.id) Danau Toba juga ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada 2/7/2020. (tempo.co) Menjadi kebanggaan sekaligus tantangan untuk Bangsa Indonesia.

Pandemi Covid-19 menghantam seluruh dunia di banyak bidang, termasuk pariwisata. Kesehatan menjadi prioritas, tapi perekonomian tak boleh dibiarkan terpuruk. Sektor pariwisata memberi kontribusi cukup besar pada PDB nasional melalui penerimaan devisa, pendapatan daerah, pembangunan dan pengembangan wilayah, penyerapan investasi, tenaga kerja serta pengembangan usaha masyarakat. (kemenparekraf.go.id)

Oleh sebab itu, sebagai warga negara yang baik, kita bisa menjadi 'pahlawan pariwisata'. Mulai dari diri sendiri, mengunjungi dan mempromosikan destinasi wisata lokal. Danau Toba juga perlu mendapat perhatian agar daerah Sumatra Utara juga berpotensi menjadi destinasi meeting, incentive, convention dan exhibition (MICE). MICE di Indonesia Aja!

Sekitar 74.000 tahun lalu terjadi letusan gunung purba maha dahsyat yang membentuk cekungan memanjang. Cekungan ini lama-kelamaan terisi air dan membentuk danau, saat ini kita kenal sebagai Danau Toba. Van Bemmelen dalam bukunya Geology of Indonesia (1939) mengungkapkan akibat letusan tersebut, Kaldera Toba tertutup bebatuan beku yang kemudian mencair dan membentuk danau. (kemenparekraf.go.id) Lalu, apa saja pesona yang disajikan Danau Toba?

Wisata Air dan Produk Kebudayaan Adat Batak

Pertengahan 2019 aku ke kampung halaman calon istri di Kabupaten Simalungun untuk berkenalan dengan calon mertua. Sekalian mengunjungi destinasi wisata di sekitar.

Rumah camer terletak 20 menit naik motor menuju "Pantai"* Tigaras---salah satu sisi Danau Toba. (*Lebih tepat tepian danau) Terdapat wahana air kolam renang, dan banana boat. Terdapat juga Pelabuhan Tigaras untuk kapal motor dan feri menyeberang ke Pulau Samosir.

Di Samosir tepiannya berpasir putih. Salah satu yang pernah aku kunjungi adalah "Pantai" Batu Hoda. Di "pantai" ini tersedia warung penjual makanan, gazebo, spot berfoto serta lapangan voli. Semua fasilitas gratis dengan membayar tiket RP25.000/orang.

Berwisata di Pantai Batu Hoda berpasir putih | foto: KRAISWAN
Berwisata di Pantai Batu Hoda berpasir putih | foto: KRAISWAN

Di beberapa tepi jalan di Samosir, terdapat rumah (bale) adat Batak dengan bahan kayu yang besar-besar. Uniknya, rumah adat ini dibangun tanpa menggunakan paku. Kami mampir di museum pertunjukan tari. Di tempat ini, biasanya ada pertunjukan tarian lokal dengan iringan alat musik komplit. Sayangnya, kedatangan kami tidak pas pertunjukkan.

Mampir di museum adat Batak | foto: KRAISWAN
Mampir di museum adat Batak | foto: KRAISWAN

Ada satu bangunan Batak's Museum Hutabolon. Yakni mini museum peradaban nenek moyang orang Batak. Terkait alat memasak, senjata, pakaian serta perkakas---produk teknologi---di masa itu.

Tugu Marga

Pusuk Buhit (puncak bukit) Pulau Samosir, salah satu puncak di barat Danau Toba, diyakini sebagai tempat 'kelahiran' etnis Batak. (wikipedia.org) Sehingga mudah ditemukannya tugu-tugu marga di Pulau Samosir, tempat setiap kelompok marga biasanya berziarah. Setahuku, hanya Orang Batak yang memiliki tugu marga.

Tugu marga orang Batak di Pulau Samosir dimulai sejak tahun 1960-an, makin berkembang tahun 1990-an. Diawali oleh migrasi besar-besaran orang Batak Toba keluar dari daerah Samosir sehingga perekonomiannya meningkat. Para perantau yang sukses ingin menunjukkan rasa terima kasih dan penghormatan kepada para leluhur melalui pendirian tugu.

Orang Batak mulai berlomba-lomba membangun tugu marga masing-masing dengan berbagai bentuk dan ukuran. Tugu juga melambangkan pemersatu antarsesama keturunan marga, melambangkan kekayaan, kehormatan dan kemuliaan (hamoraon, hasangapon, hagabeon). (digilib.unimed.ac.id)

Mampir ke Tugu Sitio | foto: KRAISWAN
Mampir ke Tugu Sitio | foto: KRAISWAN

Istriku boru (anak perempuan marga) Naibaho, sedangkan mamanya boru Sitio. Kami pernah mampir di tugu Sitio, yang letaknya dekat Pelabuhan Simanindo. Belum berkesempatan mengunjungi tugu Naibaho karena keterbatasan waktu.

Cocok untuk Berbulan Madu

Anda pasangan baru menikah? Atau merencanakan menikah dalam waktu dekat? Situasi masih pandemi Covid-19, tak usah menggelar pesta yang bisa melanggar peraturan. Sebaiknya menabung untuk bulan madu. Bagiku, bulan madu bukan berkunjung ke luar negeri dan mahal. Cobalah ke Danau Toba. Pesona dan keindahannya layak dinikmati bersama pasangan.

Menikmati bulan madu di Pulau Samosir, suasana di depan penginapan | foto: KRAISWAN
Menikmati bulan madu di Pulau Samosir, suasana di depan penginapan | foto: KRAISWAN

Di Tuk-tuk---Bali-nya Danau Toba---salah satu daerah di Pulau Samosir terdapat berbagai penginapan. Kata "Tuk-tuk" mengacu pada kegiatan orang zaman dulu menumbuk beras menggunakan alu dan lesung. Ada yang menyajikan pemandangan menatap Danau Toba, maupun sekedar tempat menginap. Di daerah ini juga ada pasar Tuk-tuk yang menjual bermacam aksesori dan kerajinan daerah. Sayangnya, kami belum sempat mampir.

Makanan Khas: Daging Panggang, Mangga Toba

Sumatra Utara terkenal dengan menu Babi Panggang Karo (BPK). Sesuai namanya, masakan ini berasal dari Kabupaten Karo. Menu ini telah tersebar di banyak daerah di Sumatra Utara bahkan Pulau Jawa.

Anda penggemar makanan halal? Ada menu yang tak kalah menggoda, yakni ikan panggang. Masakan khas Batak berbahan andaliman/itir-itir (populer: merica Batak), artinya getir. Andaliman mengandung aroma jeruk yang lembut, namun terasa pedas, meninggalkan sensasi kelu atau mati rasa sesaat di lidah. Memaksa lidah meneteskan liur ingin segera melahap daging panggang dengan nasi hangat.

Ikan Natibombur (ikan yang dibakar) makanan khas orang Batak | foto: tribunnews.com/SILVA
Ikan Natibombur (ikan yang dibakar) makanan khas orang Batak | foto: tribunnews.com/SILVA

Ada buah khas Danau Toba, yakni mangga udang/mangga Toba. Pohon mangga ini hanya tumbuh di tepian Danau Toba. Bentuknya kecil-kecil, rasanya manis segar. Cara memakannya pun unik. Digigit kulitnya lalu ditarik, buahnya digigit langsung pada bijinya. Pada musim panen, biasanya warga menjajakan mangga di tepi jalan. Harganya Rp10.000/kg.

Mangga udang khas Danau Toba | foto: jakartasatu.com/ Bahaudin Marcopolo
Mangga udang khas Danau Toba | foto: jakartasatu.com/ Bahaudin Marcopolo

Ulos, Kain Khas Batak

Ulos merupakan kain hasil budaya khas Batak. Kain ini berperan penting dalam kehidupan masyarakat Batak. Ulos secara harfiah berarti selimut. Merupakan hasil tenun berbentuk selendang dengat motif khas Suku Batak.

Masyarakat setempat menganggap kain ulos sebagai lambang kasih sayang yang dapat memberikan kehangatan, pemberian restu dan penyaluran berkat. Masyarakat Batak selalu menggunakan kain ulos hampir di setiap upacara adat yang diselenggarakan. Upacara kelahiran, pernikahan, kematian, dan penyambutan tamu agung. (kompas.com) Jika anda berkunjung ke Danau Toba, wajib membeli ulos sebagai oleh-oleh.

Pemberian kain ulos (mangulosi) pada pernikahan adat Batak Simalungun | foto: dokumentasi pribadi
Pemberian kain ulos (mangulosi) pada pernikahan adat Batak Simalungun | foto: dokumentasi pribadi

Beberapa desa wisata yang membuat kerajinan kain ulos yakni Desa Meat, Dusun Lumbantogatorop, Desa Papande, Kecamatan Muara, dan Kabupaten Tapanuli Utara. Harga tiap kain ulos mulai dari Rp650.000. (kumparan.com)

Menawan di Segala Muka

Selain wisata air, Danau Toba menyajikan wisata perbukitan. Sekitar tahun 2015, pemilik bukit yang menjorok ke Danau Toba membukanya menjadi tempat wisata. Disediakan wahana flying fox dan ayunan raksasa, dan wahana lain untuk berfoto. Untuk foto prewed juga cocok.

Prewed berlatar belakang Danau Toba | foto: HERY NAIBAHO
Prewed berlatar belakang Danau Toba | foto: HERY NAIBAHO

Ada beberapa warung yang menyediakan menu ringan seperti mi instan, gorengan, kopi, teh, maupun air mineral. Di tempat bersuhu dingin, makan dan minum yang hangat-hangat dengan pemandangan indah Danau Toba. Nikmat mana yang kau dustakan...

Setelah semua prosesi pernikahan adat selesai, aku dan keluarga dari Jawa berwisata ke Desa Tongging. Perjalanan sekitar 90 menit dengan mobil/motor. Dari ketinggian ke jalan menurun selalu disajikan pemandangan indah. Nampak air terjun Sipis-piso yang menawan bak di luar negeri.

Air terjun Sipiso-piso, Desa Tongging, Kabupaten Karo | foto: KRAISWAN
Air terjun Sipiso-piso, Desa Tongging, Kabupaten Karo | foto: KRAISWAN

Kami memilih Pulau Paropo, pulau kecil di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo di tepian Danau Toba. Meski tak selengkap wahana di Tigaras, tapi pemandangannya menakjubkan. Dari puncak, kita bisa menikmati pemandangan danau dan perbukitan memukau dalam arah 360 derajat! (lihat di sini) Wonderful Indonesia!

Pemandangan memukau dari Pulau Paropo, Desa Tongging | foto: ENDANG NAIBAHO
Pemandangan memukau dari Pulau Paropo, Desa Tongging | foto: ENDANG NAIBAHO

Pulau Paropo, Tongging | foto: NICODEMUS
Pulau Paropo, Tongging | foto: NICODEMUS

Sejak Mei 2018 Sumatra Utara punya tempat wisata baru. Yakni wisata religi di Harian Boho Bukit Sibea-bea, Kabupaten Samosir. Tempat ini viral setelah seorang membagikan foto di Instagram, padahal dilarang masuk karena masih proses pengerjaan. Pemandangannya menawan!

Bukit Sibea-bea di Kabupaten Samosir | foto: Instagram/samosir_indah
Bukit Sibea-bea di Kabupaten Samosir | foto: Instagram/samosir_indah

Tanggung Jawab Kita terhadap Warisan Negeri

Menjadi tanggung jawab kita, agar warisan keindahan alam dan kebudayaan Danau Toba (Heritage of Toba) tersebut tetap lestari. Supaya bisa memberi manfaat jangka panjang bagi anak-cucu kita. Agar masyarakat sekitar makin sejahtera, namun juga terus ada keseimbangan lingkungan.

Untuk menjangkau suatu tempat, perlu akses infrastruktur dan transportasi memadahi. Bandara Silangit terbilang lebih dekat menjangkau Danau Toba dibanding Kualanamu. Menurut pengalamanku, belum ada transportasi umum yang terintegrasi menuju Danau Toba. Jalanannya masih sempit dan berlubang. Label DSP pada Danau Toba harusnya mendorong pemerintah dan kementrian terkait untuk menjawab masalah ini.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki program sertifikasi CHSE (cleanliness, health, safety, and environment sustainibility) untuk membangkitkan kepercayaan wisatawan terhadap pariwisata Tanah Air. (tempo.co) Bagaimana upaya konkretnya? Mungkin dibuat kebijakan setiap wisatawan dilarang membawa makanan/minuman kemasan ke tempat wisata. Agar tidak meninggalkan sampah.

Hotel dan penginapan biasanya hanya bisa dijangkau pemilik modal besar. Padahal, masyarakat lokal juga harus sejahtera. Pemda dan kementrian pariwisata bisa mendorong warga untuk menyewakan beberapa kamar rumahnya yang memenuhi aspek CHSE dengan harga terjangkau. Warga mendapat pemasukan, wisatawan juga bisa lebih mengenal kehidupan warga.

Semua keindahan dan kenikmatan itu ada di Danau Toba. Ayo rencanakan berwisata ke Danau Toba! --KRAISWAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun