"Kenapa? Nanti kalau terpapar bagaimana?", aku masih penasaran. "Ya tidak apa-apa. Kita siapkan dia, diedukasi dan diajari protokol yang benar. Kalau tertular, ya diobati". Lugas, tanpa banyak micyin.
Orang tua adalah kunci pengambilan keputusan. Anak, apalagi masih SD, masih belum bisa mengambil keputusan. Apa yang orang tua pilih, itu juga harus dijalani. Salah ambil langkah, bisa jadi masalah.
Terkait keputusan mau PTM atau tetap di rumah, menurutku orang tua perlu memastikan tiga hal ini.
Apakah anakku sudah mandiri?
Kemandirian bukan bawaan lahir. Harus dilatih sejak dini. Jika mau mengajarkan anak mandiri, inilah waktunya. Pembelajaran daring bisa jadi latihan sekaligus batu uji kemandirian bagi anak.
Apakah anak anda masuk kelas, dan mengerjakan tugas tepat waktu? Adakah ia tahu tempat BAB yang benar? (Seruis, ada orang tua japri ke aku, minta tolong memberitahu anaknya karena berulang BAB di celana. Helo...?) Apakah ia rajin mandi dan membersihkan kamarnya sendiri? Jika hal mendasar itu belum terjawab "Ya", sebaiknya tidak melakukan PTM. Sebabnya, besar peluang ia takkan patuh protokol kesehatan.
Mendampingi anak
Anda, orang tua dari anak SD pasti tahu begitu limpah tugas yang harus dikerjakan. Apalagi mapel Tematik. Tugasnya banyak, gurunya cerewet. Jika anak mandiri, pasti semua tugas, sebanyak apa pun bisa dikerjakan. Sesekali terlambat, tak apalah. Asal disadari dan ada tanggung jawab untuk menyelesaikan.
Orang tua yang tiap hari bertemu anak, bertanggung jawab mendampingi anak. Memantau progresnya, kendala apa yang ditemui, dan bersama mencari solusi. Tapi saya sendiri tidak mengerti materinya. BELAJARLAH! Omong kosong menuntut anak mengerjakan tugas, sedang orang tua 'cuci tangan'.
Tapi saya dan suami di luar kota/ pulau. Demikian penjelasan orang tua lainnya. Lha gimana, kamu dan suami yang mbuat anak, terus anakmu diurus siapa? Ada tante, kakak, kakek-nenek, atau kerabat lainnya. Bahkan, orang tua dengan finansial memadahi mudah membayar jasa guru les. Tapi, aku katakan, itu kan anakmu. Bertanggung jawablah, dampingilah anakmu.
Baca juga: Calon Ayah, Yuk Temani Bunda Periksa