Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayla Vs CBR 1000RR, Pemenangnya yang Lebih Besar...

21 November 2020   20:39 Diperbarui: 21 November 2020   21:36 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengampuni, sumber: themansionsatgwinnettpark.com

***

"Senada" kisah di atas, Gabe, seorang siswa SMA sekaligus pelari harus merelakan kesempatan pada kualifikasi lomba lari lintas alam tingkat negara bagian. Padahal selama ini ia sudah berlatih untuk kejuaraan tersebut.

Penyebabnya, kebarakan hutan di California pada 2018. Sepatu larinya tertinggal di rumah yang kini hangus terbakar. Hal ini juga berarti terlewat kesempatan yang dapat memberinya pencapaian tertinggi sebagai atlet.

Cerita belum selesai. Mengetahui kondisi Gabe, komisi atleltik negara bagian memberinya peluang. Ia harus berlari sendiri untuk mencapai waktu minimal, di atas lintasan atletik milik sekolah lawan dengan memakai sepatu biasa. Adakah kesempatan menang baginya?

Hari perlombaan tiba. Betapa kagetnya Gabe, pesaingnya juga datang. Lebih kaget karena mereka memberi sepatu lari yang tepat dan turut berlari mendampinginya, memastikan ia berlari dengan kecepatan yang diperlukan untuk lolos ke perlombaan tingkat negara bagian.

Para lawan Gabe tidak berkewajiban menolongnya. Mereka bisa saja menuruti keinginan alamiah, mementingkan diri sendiri. Dengan begitu peluang untuk menang terbuka lebar. (Our Daily Bread)

***

Dari kedua kisah di atas, saya teringat perkataan Guru---yang mengajarkan kebenaran, dan Kristus---Tuhan dan Pencipta manusia serta alam semesta, "Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu."

Ilustrasi mengampuni, sumber: themansionsatgwinnettpark.com
Ilustrasi mengampuni, sumber: themansionsatgwinnettpark.com

Saat dunia mengajarkan kita mengasihi sesama yang mengasihi kita dan membenci musuh, Sang Guru Agung sebaliknya. Suatu tindakan mustahil dilakukan kecuali disertai penundukan diri. Musuh di sini berarti orang yang menyakiti, merugikan, mencemarkan nama baik, menghalangi jalan, bahkan yang mungkin mengancam kemenangan dan hidup kita.

Bagi saya, kemenangan tidak ditunjukkan seberapa gede kendaraan kita, seberapa kuat fisik, jabatan atau kedudukan kita, atau sebanyak apa pengikut dan pembela kita. Pemenang segala rupa pertandingan adalah mereka yang lebih besar keberaniannya mengalahkan diri sendiri melampaui apa pun yang melekat padanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun