Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Begini Sepak Terjang Kami Memulai Tahun Ajaran 2020

18 Juli 2020   19:54 Diperbarui: 18 Juli 2020   19:43 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah terlunta-lunta dan mengeluh sedemikian hingga, barulah kami manggut-manggut, canggih ya... Jadwal, Google Meet, dokumen, rekaman video, penyimpanan elektronik (drive), semua terintegrasi!

Menurut staf IT, agar bisa streaming video dengan stabil, tiap komputer perlu bandwith 2,5 Mbps (Mega byte per second). Makanan apa ini? Volume informasi per unit waktu yang bisa ditangani oleh koneksi internet. (domainesia.com) Gampangnya, kecepatan tansfer data (misalnya video), gitulah.

SD kami paralel dua tiap jenjang. Berarti ada dua belas kelas. Atas nama efektivitas, sementara paralel dihilangkan. Jadilah enam kelas. 2,5 Mbps x 6, total diperlukan 15 Mbps. Sedangkan provider yang dipakai hanya mampu menyediakan 7 Mbps (kurang dari separuh kebutuhan). Ulala...

Coba diakali dengan kabel LAN (berfungsi menyalurkan jaringan internet). Jika masih belum berhasil, kembali ke depan: amalkan kuota pribadi. Itu belum masuk variabel kinerja perangkat elektronik yang dipakai. Netbook dengan laptop beda kinerjanya.

Kapasitas memori akses, tipe prosesor, juga harus mumpuni. Jika dipaksakan, gambarnya patah-patah. Tampilan di layar tak berubah, pointer hilang entah di mana. Nge-leg. Weleh-weleh...

Kepada siapa kami perlu mengerang? Presiden? Mendikbud? Diskominfo? Atau pengurus yayasan?

Percuma mengutuki gelap. Dengan tetes minyak yang ada, kami nyalakan pelita. Kalau gagal, ya coba lagi. Jika macet dan murid tidak mudeng, ya maklum. Namanya juga kenormalan baru. Di sinilah daya adaptif diperlukan untuk terus belajar dan belajar.

Pengujian berikutnya. Secara bergiliran, tiap guru masuk kelas dengan guru lain memerankan murid, meminjam akun email murid. Satu kali lemot. Dua kali ngadat. Mengeluh lagi. Solusinya kami harus mengorbankan paket data pribadi. Demi......

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, rangkaian pembuka di tahun ajaran. Berlangsung tiga hari, 13-15 Juli 2020. Melalui kanal media sosial Instagram, dan Youtube anak-anak didampingi orang tua mengikuti ibadah awal tahun, berkenalan dengan para guru, penjelasan pembelajaran di era kewajaran baru dan protokol kesehatan dari dinas kesehatan serta pengenalan berlalu lintas dari Polsek.

Dua hari berikutnya, 16-17 Juli, kami menyapa murid di kelas. Hambatan juga dialami orang tua. Ada yang merespons dengan tenang, kalem mengikuti kebijakan sekolah. Ada juga yang panik karena koneksi internet atau gawai tak mendukung. Takut kalau anaknya ketinggalan, nanti nilainya merah, karena tidak ada yang mengajari di rumah. Orang tua sibuk kerja.

Mencoba Google Meet dengan para murid | tangkapan layar, dokpri
Mencoba Google Meet dengan para murid | tangkapan layar, dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun