Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Nikmatnya Indomie Rebus dan 5 Mitos Pengiringnya

29 Juni 2020   02:47 Diperbarui: 4 Juli 2020   09:04 1765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mi rebus, foto: instagram/@kenyangmakan via okezone.com

Jika Anda pernah jadi mahasiswa, pasti lekat dengan menu "indomi tante", atau "intel". Iya kan, indomi tanpa telur, indomi telur. Demikian nama yang dibikin peburjo di Salatiga. Seolah indomi ini, oleh penggemarnya, ditakdirkan jodohnya telur. Yang perut karung, tambah nasi boleh lah.

Namun jika Anda belum berkesempatan, atau lupa kayak apa rasanya jadi mahasiswa, tenang, itu bukan akhir cerita. Wong saya yang pernah mahasiswa saja tak tahu rasanya indomi di warung burjo (bubur kacang ijo)---yang juga jual menu indomi, hihi. Ngenes ya?

Saya bukan pemburu indomi soalnya. Pernah sih, nongkrong di burjo sekali dua, itu pun pesannya es bubur kacang ijo campur ketan ireng, atau nasi sarden. Jadi saya bukan bagian sejarah penikmat menu legendaris ini. Berikut 5 mitos yang sering saya dengar tentangnya.

Enak

Aromanya saja bikin ngiler, apalagi rasanya...

Indomi bisa jadi masakan paling enak termurah. Perihal murahnya, tak usah didebat. Kalau enak, relatif. Enak untuk anda, belum tentu demikian bagi saya. Tapi orang kebanyakan akan setuju bahwa yang berbumbu itu enak. (Saya tidak mengklaim bahwa indomi enak loh ya. Kebetulan indomi berbumbu, jadi anggaplah enak)

Ada yang bilang enak itu masakan emaknya, atau bumbu racikan sendiri. Ada lagi yang berteori, enak itu yang dijual di gerobak-gerobak pinggir jalan, yang terpapar asap knalpot, yang tak tahu penjualnya habis pegang rokok atau mengelap tangan dengan kain yang entah kapan terakhir kali digempur busa sabun. Yang penting enak, titik.

Jadi, kalau ada yang bilang indomi itu enak; entah beli di burjo, entah masak sendiri, itu karena lebih kepada ditindah fakta bahwa harganya murah. Jodohnya, si telur juga mengambil peran kunci. Ada kelompok manusia yang ngiler-nya hanya bisa diobati dengan indomi campur telur. Jadi, indomi enak adalah mitos. Kalau Anda menolak teori saya, anggaplah tulisan ini yang mitos.

Rasa Kuliner Nusantara

Dari masa ke masa, rasa indomi yang tak pernah usang adalah ayam bawang? Betul tidak? Berikutnya muncul soto lamongan, bakso, kari, ayam geprek, mi Aceh, rendang dan masih banyak yang tak berminat saya hafalkan. Menu nusantara, katanya. Itu kata bungkusnya. Memang pernah Anda temukan dalam kemasan mi instan itu potongan daging, atau ayam? Ada, di tipi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun