***
Dandannya rapi, berdasi. Sepatu hitam mengilap. Tapi pendapatannya tak lebih dari pemakai celemek di pabrik atau sales. Menang tampilan, kalah di pemasukan. Hidup ini sungguh adil.
Penampilan tak menjadi ukuran.
***
Amat mudah seorang mengeluh pulang selalu sore, masih harus melembur, membawa pulang tugas pekerjaan padahal setelahnya dia bisa duduk bermalasan sambil ngopi atau update story. Hari gelap masih banyak yang berpeluh demi menutup setoran. Lagipula berapa yang diperoleh sebagai karyawan toko?
Aku tak habis pikir. Apa yang manusia kejar di bawah kolong langit?
Kepuasan?
Ambisi?
Tren?
Eksistensi?
Lebih parah, orang rela menambah utang demi mengalahkan tetangga yang beroda empat. Tak masalah jika hanya untuk mengisi garasi. Tak perlu pusing dapat darimana buat bayar angsuran.
Biarlah. Bukankah selama belum padam mentari, kehidupan harus terus dicari?