Mohon tunggu...
Wans Sabang
Wans Sabang Mohon Tunggu... Administrasi - anak hilang

Jejak Literasi: Puisi-puisinya pernah dimuat di Koran Sastra Dinamika (Lampung), Radar Bekasi (Bekasi), Buletin Jejak (Majalah Sastra, Bekasi), Buletin Kanal (Majalah Sastra, Semarang) dan Linikini (Tayangan Macro Ad di Commuterline), Koran Jawa Pos dan Koran Tempo.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Si Kancil Mencuri Ketimun, Kok Pak Taninya Gak Marah?

22 Agustus 2010   16:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:48 3943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesan moral ketiga pada lagu tersebut adalah ; pencuri yang sudah ditangkap, ya jangan diberi ampun. Jangan diberi ampun, sama artinya dengan pencuri yang telah ditangkap, harus diberikan sangsi hukum yang setimpal sehingga akan menimbulkan efek jera bagi orang lain yang berniat untuk mencuri. Tindakan preventif atau pencegahan selalu akan lebih baik dari pada tindakan kuratif atau “mengobati”.

Al-kisah dalam sebuah dongeng, Pak Tani yang sudah geram karena kebunnya selalu dicuri oleh si Kancil, Ia berusaha keras untuk menangkap si Kancil yang terkenal cerdik itu.

Dengan seluruh keseriusan dan kesungguhannya, serta berbagai cara akhirnya Pak Tani pun berhasil menjebak, menjerat lalu menangkap si Kancil sehingga akhirnya si Kancil tak berdaya.

Kalau saya analogikan : Indonesia sebagai sebuah kebun yang maha luas, Pemilik kebunnya adalah Rakyat Indonesia dan Pak Tani nya adalah orang-orang yang di amanat kan oleh seluruh rakyat Indonesia untuk menjaga, melindungi dan merawat kebun tersebut. dari gangguan si Kancil atau anak-anak nakal yang suka mencuri.

Kebun yang bernama Indonesia bukan hanya ditanami ketimun, tomat dan cabe saja. Di dalam kebun Indonesia juga terdapat banyak kekayaan alam lainnya, baik yang hayati maupun non hayati seperti ; hutan, kelapa sawit, karet, minyak bumi, emas, batu bara, dan lain-lainnya.

Indonesia sebagai sebuah kebun yang bukan hanya menggiurkan namun juga mampu menerbitkan air liur bagi si Kancil.

Dan ironisya, bukan hanya si Kancil yang terbit air liur nya melihat sumber kekayaan alam Indonesia tapiPak Tani yang lemah imannya dari kalangan Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif , dari tingkat kelurahan sampai struktur pemerintahan tertinggi, dari Sabang sampai Merauke, yang seharusnya menjaga, melindungi dan merawat kebunIndonesia, eh … malah ikut-ikutan jadi si Kancil.

Ironis memang, orang-orang yang terkesan baik dan terhormat ternyata adalah si Kancil yang suka mencuri di kebun Indonesia, lolos begitu saja dan tidak mudah di tangkap. Kalau pun sempat ditangkap, sulit sekali untuk dijerat oleh hukum. Pak Tani yang seharusnya serius dan sungguh-sungguh menangkap si Kancil ternyata sama saja ; setali tiga uang, sama aja bo'ong, musang berbulu domba, pagar makan tanaman, si melekete !, wes ewes ewes bablas kancil'ne, preketeeeew, preeeeeeeeettt !.

Sungguh, kita telah salah memberi amanat itu. Ah, apa gunanya penyesalan?.

Pantas saja, ketika si Kancil mencuri Ketimun, Kok Pak Tani nya gak marah ?.

Bogor, 23 Agustus 2010

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun