Disaat pemerintah sedang memutus mata rantai penularan pandemi ini, virus Corona (Covid-19) melakukan hal yang sama. Si kasat mata ini memutus mata rantai ekonomi Indonesia. Akibatnya, pahlawan-pahlawan ekonomi banyak berguguran. Transportasi, pariwisata, jasa serta bidang usaha lainnya termasuk saya sebagai perwakilan dari UMKM. Ada yang tertatih-tatih, megap-megap, hingga sebagian ada yang berakhir wafat (gulung tikar).
Terenyuh hati ini mendengar dan melihat korban keganasan pandemi Covid-19. Rasa simpati yang telah berubah jadi empati. Apa yang mereka rasakan dirasakan pula oleh saya sekeluarga. Saat itu hanya satu keinginan saya, bersedekah demi membantu meringankan orang lain dengan kemampuan yang saya miliki. Tanpa ragu lagi, dengan melibatkan dua orang pekerja tersisa ( yang lainnya dengan berat hati dinonaktifkan dulu untuk sementara) saya mulai proyek amal pembuatan masker ini.
Lima hari sudah pembuatan masker telah saya targetkan. Terhitung enam ratus tujuh puluh lima buah berhasil kami buat. Besoknya saya koordinasi dengan Ketua RW, Ketua RT, Karang Taruna juga beberapa tokoh masyarakat. Saya ingin pembagian masker tersebut dilakukan dengan kerjasama agar kami sama-sama punya andil. Demi keselamatan, jaga jarak (Physical Distancing) plus pakai masker serta cuci tangan sebelum dan sesudah pembagian masker tetap diutamakan.
Tak sampai dua hari setelah pembagian masker gratis, kabar gembira sampai di telinga saya. Sejumlah instansi pemerintah dan swasta memesan masker dalam jumlah yang bagi saya sangat melimpah. Adakah ini karena sedekah? Hanya Tuhanlah yang tahu. Sebagai rasa syukur, kubagi order masker ini pada sesama teman UMKM. Tak hanya itu, tetangga sekitar dilibatkan dalam pengerjaan masker tersebut. Bahagia sekali rasanya bila bisa berbagi. Terima kasih Tuhan! Ternyata sukses mendapatkan kebahagiaan lebih baik dari bahagia mendapatkan kesuksesan. Semua terjadi karena kemurahan Tuhan semata. Banyak pesan dalam peristiwa ini. Di akhir perjalanan Corona, semoga bangsa Indonesia semakin kuat dan bersatu.
Hingga tulisan ini selesai dibuat, Masker Corona masih saya kerjakan. CERDAS BERPRILAKU sangat dituntut agar STABILITAS SISTEM KEUANGAN tetap terpelihara demi mewujudkan MAKROPRUDENSIAL AMAN dan TERJAGA. Gegara Corona saya mendapatkan gelar S3 (Sabar, Sadar, Sedekah).
Begitu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H