Mohon tunggu...
Anselmus Wikan
Anselmus Wikan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Remaja biasa yang berusaha merefleksikan realitas dunia, namun terhalang oleh sistematika.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai Pondasi Ketahanan Pangan Nasional

24 Februari 2023   08:11 Diperbarui: 24 Februari 2023   08:18 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber data yang sama menunjukkan pula bahwa rata-rata indeks ketahanan pangan di perkotaan lebih tinggi daripada daerah kabupaten, meskipun lahan pertanian di perkotaan jauh lebih kecil. Sentralisasi hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota dan industri perkotaan sangat mencolok daripada pemberdayaan potensi pertanian desa untuk ketahanan pangan lokal. 

Stabilitas dan kontiniuitas produksi pangan daerah dalam suatu sistem manajemen sangat diperlukan untuk menciptakan pemerataan ketahanan pangan tingkat daerah hingga rumah tangga, tidak hanya untuk meningkatkan nilai indeks ketahanan pangan secara nasional.

Urgensi Pendidikan Lingkungan Hidup

Stabilitas dan kontinuitas produksi pangan domestik perlu dibangun melalui kualitas sumber daya manusia yang mumpuni dan memiliki concern terhadap ketahanan pangan. 

Generasi muda dijadikan target utama dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia, karena mereka diharapkan mampu mengembangkan sistem ketahanan pangan modern dan berperan dalam kontinuitas ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan hidup ke depannya. Yang menjadi keprihatinan saat ini ialah menurunnya minat generasi muda terhadap pertanian dan ketahanan pangan, serta melemahnya kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan.

Penggalakan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) menjadi langkah dasar dan fundamental dalam menciptakan generasi muda yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup dan ketahanan pangan nasional. 

Setiap institusi pendidikan berkewajiban untuk melakasanakan PLH, dengan tujuan membentuk kesadaran, komitmen, dan pemanfaatan yang bijaksana terhadap potensi lingkungan. Maka dari itu, modul pembelajaran PLH tidak hanya memuat materi mengenai lingkungan dan dinamikannya, melainkan juga potensi sumber daya daerah masing-masing sebagai muatan lokal. 

Pengenalan potensi daerah menjadi upaya institusi pendidikan untuk memperkenalkan, memberikan pemahaman, dan menumbuhkan minat generasi muda terhadap potensi lingkungan di sekitarnya, sehingga mampu dikelola secara bijaksana demi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan bersama.

Sayangnya, PLH yang berjalan selama ini belum efektif untuk membangun habitus masyarakat yang lebih ekologis di tengah godaan konsumerisme dan budaya instan. Generasi muda sudah banyak terpengaruh oleh budaya konsumsi yang tidak teratur, sehingga mencari generasi muda yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan ketahanan pangan. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran PLH dengan metode teori dan introduksi tidaklah cukup. 

Inovasi dan aktualisasi PLH tidak menjadi tugas lembaga pendidikan semata, melainkan harus dimulai dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Semua elemen masyarakat harus melakukan branstorming untuk memberikan pengalaman otentik bagi generasi muda untuk bersentuhan langsung dengan realitas lingkungannya, dengan melibatkan olah pikir, olah rasa, dan olah kehendak. Melalui proses pengolahan atas pengalaman, generasi muda diharapkan memiliki kesadaran dan minat yang genuine terhadap permasalahan lingkungan, gaya hidup, dan ketahanan pangan. Ini menjadi langkah preventif pertama dalam ketahanan pangan berkelanjutan, daripada membiarkan masa depan bangsa yang berpotensi hancur karena krisis pangan.

Ilmu Kehidupan yang Teraktualisasi Nyata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun