Mohon tunggu...
Wandi
Wandi Mohon Tunggu... Guru - Single

Bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sandekala

14 Mei 2022   21:11 Diperbarui: 14 Mei 2022   21:22 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikandang kuda, Macan C merasa aman dan akhirnya diapun tertidur.

Diceritakan malam itu ada tiga orang pencuri hewan yang mendengar informasi bahwa Haji Udin baru saja membeli anak kuda yang kenit (belang), dan mereka pun berencana untuk mencuri anak kuda nya Bapak Haji Udin dengan membawa tambang yang Panjang. 

Ditengah malam yang gelap akhirnya mereka menjalankan aksinya, merekapun mengendap-ngendap menuju kandang kuda. karena pada zaman itu belum ada listrik dan obornya pun tidak dihidupkan jadi di dalam  kandang itu gelap gulita. Sambil meraba raba para pencuri itu mencari kuda

Pencuri A : Ayo cepat temukan kuda itu

Pencuri B : Sudah ketemu, sambil mengalungkan tambang keleher yang dipegang

Pencuri C : Ayo langsung Tarik

(Mereka tidak menyadari bahwa yang mereka tangkap itu adalah macan C)

Macan C : Aduh bahaya ternyata benar kata orang tentang sandekala (dalam hati dengan perasaan sedih)

Akhirnya para pencuri itu pun bergegas meninggalkan kandang dengan membawa hasil curiannya. Para pencuri itu belum menyadari bahwa yang mereka tangkap itu adalah macan yang sedang bersembunyi karena takut pada sandekala. Setelah ditengah hutan mereka pun mengikat hasil curiannya di pohon besar sambil beristirahat. 

Setelah diteliti mereka baru sadar bahwa yang mereka tangkap itu bukan anak kuda melainkan macan besar yang mereka bawa.

Tanpa berfikir Panjang, satu pencuri naik keatas pohon sedangkan dua pencuri lainnya lari tunggang langgang dan akhirnya masuk jurang dan mati. Diatas pohon si pencuri tampak kebingungan dan tak habis pikir mengapa macan yang mereka bawa tidak menerkam atau melawan Ketika mereka ikat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun