Mohon tunggu...
Wandi
Wandi Mohon Tunggu... Guru - Single

Bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sandekala

14 Mei 2022   21:11 Diperbarui: 14 Mei 2022   21:22 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada zaman dahulu kala disuatu Desa Haur dikaki gunung hiduplah satu keluarga dengan dua orang anak yang masih kecil yang sedang bermain di halaman rumah mereka. 

Berhubung pada waktu itu menjelang waktu magrib orang tua anak-anak itu pun memberitahu mereka agar supaya masuk rumah.

Ibu : Nak, ayo sudah magrib masuk rumah. kata orang tua zaman dahulu waktu magrib suka ada sandekala lewat, yang suka menculik anak-anak yang masih berkeliaran diluar.

Tanpa berfikir Panjang anak-anak pun masuk rumah.

Didalam hutan ada tiga ekor macan yang sedang berjalan-jalan sambil mencari mangsa dan bercakap cakap

Macan A : Hai teman, menurut cerita manusia jam segini suka ada sandekala lewat gimana kalua kita ngumpet dulu sambil istirahat

Macan B : Emangnya sandekala itu apa sih?

Macan A : Aku juga ga tahu, tapi manusia saja takut sama sandekala katanya suka menculik anak mereka.

Macan C : Yasudah kalua begitu kita ngumpet saja dulu nanti waktu magrib lewat kita lanjutkan lagi mencari mangsa. Manusia aja ditangkap apalagi kita

Akhirnya mereka pun (macan) mencari tempat untuk bersembunyi. Macan A dan Macan B bersembunyi di rumput yang tebal dan tinggi sehingga merasa aman dari ancaman sang sandekala sedangkan Macan C yang penakut di rumpun yang tipis.

Karena merasa tidak aman akhirnya Macan C memutuskan untuk pindah dari persembunyiannya masuk ke perkampungan yang ada di kaki gunung itu, dan kebetulan masuk ke kandang kudanya Bapak Haji Udin yang baru saja membeli anak kuda. Berhubung dikampung itu sedang musim pencurian hewan jadi anak kudanya dipindah ke dapur supaya aman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun