Ada seorang petani mencoba melanggar peraturan, karena sangat kesal tidak ada kebijakan diambil ratu irene untuk memenuhi kebutuhan pupuk. Petani itu mencoba membeli ke wilayah lain tanpa mengetahui aturan yang berlaku.
Dua orang petani dipanggil oleh ratu irene, sodikin yang merupakan pegawai di pertanian juga di panggil. Â Peretemuan itu menjelaskan kejadian petani yang dianggap mencuri oleh ratu irene, padahal jelas dia membelinyya dari wilayah lain.
Sodikin mencoba membela petani "mohon maaf bu, mereka hanya tidak tahu, bahwa aturanya tidak boleh membeli ke wilyah lain". Ucap sodikin
Kembali tanpa toleransi ratu irene menjawab "saya tidak mau tau, mereka harus di penjarakan, karena sudah melanggar aturan " tegasnya.
Dua orang petani, dan nasib sodikin dipertaruhkan, anak sodiki yang mendenger berita itu, sudah geram akan kesewenangan ratu irene, kini ia bergerak, mengkonsolidasikan kepada teman -- teman mahasiswa lainnya.
Mahasiswa dibawah komanda anak sodikin, bergerak menuju pendopo untuk melakukan demonstrasi besar -- besaran. Di atas mobil komando ia terus menyuarakan pembebasan petani, Satu langkah Revolusi suaranya mengomandoi pasukan, mahasiswa serentak melangkahkan kaki.
Aksi terjadi sangat keras, dibawah sinar matahari, semangat membara membela masyarakat kecil. Pada saat itu hari paling bahagia untuk sodikin, karena memiliki anak yang bermanfaat, ilmunya digunakan membela rakyat kecil. Dihari itu pula berkas demonstrasi mahasiswa, petani dibebaskan, dan sodikin dikembalikan ke kantor dulu dia bekerja.
Kembali dekat dengan keluarga, pada saat kembali proses transisi kepemimpinan akhirnya ratu irene dikalahkan oleh kekuatan rakyat. Hari paling bahagia kepuasan batin sendiri bisa mengusir Ratu irene dari bumi wiralodra.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI