Mohon tunggu...
Wamin
Wamin Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis Sosial

Moto Hadapi, Hayati, Nikmati Narator Tim Kreatif KARTA AYU TV, Specialist copywritting, Digital Marketing, pegiat media sosial, Organisatoris. Penulis buku Suara Adzan Ayah, Penulis dapat dikunjungi melalui Facebook Wamin Apriansyah dan Instagram Wamin_apriansyah "Menulislah dengan hati, Kelak kau akan akan mengerti, berapa banyak kenangan yang kau miliki, tanpa harus mengingat semuanya sudah tercatat"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Langkah

18 Januari 2025   09:03 Diperbarui: 18 Januari 2025   02:04 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keadaan lelah tidak membuat berhenti mengurusi petani, berada dikawasan hutan pertanian wiralodra, tekad membantu masyarakat tetap dipegang olehnya.

Pada suatu hari seorang petani datang menghampiri sodikin, dia mengeluhkan sulitnya kebutuhan untuk persawahan seperti air dan pupuk.

Meski sudah lama menjadi pegawai sodikin tidak pernah memahai persoalan pertanian, mendapatkan aduan seperti itu, dia mencoba mnegajak diskusi teman -- teman sekantornya.

Semua pegawai tidak ada yang memberikan ide segar untuk mengatasi persoalan itu. Bukan karena tidak bisa, tapi melihat ratu irene yang galak, mereka ketakutan mengambil kebijakan.

Hatinya bergetar, saat petani setiap hari melaporkan keadaan yang mereka alami. Tanpa adanya air dan pupuk, para petani itu akan mengalami gagal panen. Aturan yang ketat dari pemerintahan ratu irene tidak dibolehkan petani membeli pupuk dari daerah lain, karena dianggap akan membutuhkan lebih besar produksi.

Kejadian itu membuat diri sodikin tidak nyaman, ia memikirkan betapa sedihnya petani jika harus mengalami gagal panen, berberapa keluarag tidak bisa makan, dan beberapa anak harus berhenti sekolah karena kurangnnya biaya.

Dengan keberanian kuat membela petani, sodikin mencoba melaporkan langsung kondisi petani pada irene.  Ia menjelaskan dengan detail, setiap hari petani datang ke kantor, sudah hampir ribuan orang mengadukan hal yang sama.

Tapi laporan dari sodikinn dianggap tidak ada manfaat lebih oleh ratu irene, memenuhi kebuthan pupuk hanya akan menambah biaya pengeluaran. Sebabnya ratu irene hanya memikirkan masyarakat yang bisa dimanfaatkan oleh dirinya.

Bahkan akibat dari laporan itu, sodikin terkena marah oleh ratu irene, dia menyalhkan sodikin yang tidak bisa menangani para petani.

Diruangan dengan suara keras "kamu itu kerjanya gimana ? masa menangangi petani saja tidak bisa, bilang saja pupuknya habis atau alasan apa saja". Ucap irene teriak pada sodikin.

Sodikin hanya menundukan kepala, mendengar teriakan, suara hati kecil selalu berbisik kasihan para petani. Dia pun mencoba  menjelaskan "tapi bu, kasihan mereka, kalau harus gagal panen" ucapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun