Mohon tunggu...
Wamin
Wamin Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis Sosial

Moto Hadapi, Hayati, Nikmati Narator Tim Kreatif KARTA AYU TV, Specialist copywritting, Digital Marketing, pegiat media sosial, Organisatoris. Penulis buku Suara Adzan Ayah, Penulis dapat dikunjungi melalui Facebook Wamin Apriansyah dan Instagram Wamin_apriansyah "Menulislah dengan hati, Kelak kau akan akan mengerti, berapa banyak kenangan yang kau miliki, tanpa harus mengingat semuanya sudah tercatat"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Langkah

18 Januari 2025   09:03 Diperbarui: 18 Januari 2025   02:04 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"kasihan -- kasihan bagaimana, kamu melawan, tau engga saya itu anaknya jendral". Semakin tinggi nada bicara terdengar,

Niatnya baik, tapi itu akibatnya jika harus melawan pada pemimpin otoriter. Sodikin melangkah pulang dengan beban pikiran, memikirkan perkataan ratu irene yang tidak memiliki belas kasihan.

Langkah kakinya berat, sesudah sampai di rumah, dia mencoba bercerita tentang kejadian itu pada anak laki -- lakinya. dia menjelaskan pada anaknya, bahwa pemimpin sekarang otoriter tidak memiliki hati nurani.

Anak sodikin yang seorang aktivis, mendengarkan bapanya bercerita, dia memahami, kondisi bapaknya, tapi tidak bisa berbuat banyak, melihat dekengan ratu irene orang pusat. Anak sodikin menganggap bahwa kepemimpinan otoriter bisa dikalahkan oleh kekuat rakyat.

Sebagai seorang mahasiswa memiliki idealisme tinggi, berlandaskan dengan rasa kemanusian, sudah tidak sepantasnya irene terus menjabat sebagai pemimpin bumi wiralodra.

Mengingat, kini posisi bapaknya yang sudah tua harus bolak -- balik menempuh perjalanan, tentunya itu tidak didasarkan dengan rasa kemanusian.

Mendengar perkataan dari anaknya, sodikin sedikit khawatir, karena akan berdampak pada pekerjaan jika terjadi unjuk rasa di depan pendopo ratu irene.

Ia menasehati, agar anaknya tidak terlalu gegabah, dan tersulut api emosi, menyarankan untuk terus mengkaji lebih dalam persoalan yang di alami oleh masyarakat wiralodra, nasehat dari bapaknya membehentikan niat anaknya untuk melakukan aksi demonstrasi.

Semenjak kejadian dimarahi oleh ratu irene, sodikin mengalami tekanan pekerjaan, karena setiap harus melihat kesengsaraan para petani, tangisan petani, curhatan petani, bahkan seringkali matanya mengeluarkan air mata.  Meski memiliki rasa tulus sodikin tidak dapat berbuat apa -- apa.

Tekanan keadaan sosial, jarak yang jauh membuat  kondisi fisik lemah, dia harus terus bolak -- balik kerumah setiap hari. Beberapakali mengirimkan surat meminta pindah tugas yang jauh lebih dekat dari rumahnya, namun di tolak oleh ratu irene.

Akibat kondisi fisik tersebut, ia mengalami sakit. Saat sodikin sakit terjadi peristiwa yang menggemparkan seluruh bumi wiralodra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun