Mohon tunggu...
Wamin Apriansyah
Wamin Apriansyah Mohon Tunggu... Penulis - Hadapi, Hayati Nikmati

Spesialist Copywritting and Sosial Media, Digital Marketing,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Aku, Dia, dan Halte Itu

17 September 2023   22:36 Diperbarui: 24 September 2023   21:36 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Engkau sungguh indah, 

Kemudian engkau pergi tergerus malam

Di esok hari kamu Kembali muncul

Datang dan pergi tanpa memikirkan orang bahagia memandangmu

Hanya mendung menjadi lawan, menutupi keindahanmu.

Kegiatan menulis catatan dan puisi ini mulai kusukai beberapa tahun lalu, saat seorang perempuan yang memiliki keindahan bak senja, selalu hadir di depan mata. Kejadian pertama berjumpa di halte ini menyisakan kesan yang dalam.

Katanya catatan dan puisi akan membuat kamu selalu nyaman dalam kesendirian. Tuangkan keluh kesah dalam buku kecil dan ungkapkan keindahan alam melalui kata kata puisi.

Aku tenggelam dalam puisi hingga tidak menyadari senja akan segera pergi. Melihat jarum jam, di pergelangan tangan sudah lebih dari satu jam aku menunggu. Akhirnya aku putuskan berjalan meninggalkan halte.

"Randi, ran, randi," berteriak memanggilku

Dia berlari mengejar sambil terus berteriak "Ran randi randiiii....."

Mendengar ada yang memanggil namaku aku menengok ternyata Rini yang memanggil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun