Untuk bisa mendalami bidang tertentu, seorang penulis harus rela mengorbankan waktunya untuk mempelajari bidang yang diminatinya tersebut. Juga mengikuti perkembangan isu-isu aktual terkait bidang yang digelutinya tersebut.
Penulis tersebut harus membaca banyak sumber, baik dari internet maupun buku-buku yang bisa memperkaya wawasannya. Kalau perlu, bergabung dengan komunitas atau berdiskusi dengan orang-orang yang berpengetahuan cukup, yang mempunyai ketertarikan serupa.
Ketekunan untuk memperdalam pengetahuan dan memperkaya wawasan, membuat bahasannya juga terus berkembang. Tulisan yang tidak berwawasan, dengan mudah terendus oleh pembaca. Ini bisa menurunkan kredibiltas penulisnya.
3. Mengikuti Perkembangan Tren
Tantangan utama dalam menulis satu bidang spesifik, adalah bagaimana caranya agar meskipun terus berkutat pada satu bidang yang sama, tapi tidak berputar-putar pada masalah yang sama.
Meskipun yang ditulis adalah bidang yang sama tidak berarti bahasan itu menjadi "itu-itu saja". Penulis tetap mencari cara agar tulisannya tidak mandek alias tidak begitu-begitu saja.
Penulisnya harus bisa terus kreatif mengemukakan ide segar dan isu-isu terbaru  di seputar masalah tersebut dengan cara menarik. Ini artinya penulis spesialis harus terus mengikuti perkembangan tren untuk dapat membuat tulisan yang berwawasan, disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Menulis "itu ke itu saja" (satu bidang spesifik saja)? No problem. Menulis "begitu-begitu saja" (tidak ada progres)? Ini baru problem.
Dan problem ini bisa diatasi oleh Bondan Winarno. Penyajian ide dan isu diolahnya sedemikian rupa dengan cara yang unik. Tentunya ini ditunjang oleh kesupelan menulis yang membuat tulisannya enak dibaca.
Keuntungan Menjadi Penulis SpesialisÂ
Penulis spesialis yang berhasil menaklukkan tantangan di atas, bisa saja memperoleh keuntungan yang memuluskan karir kepenulisannya. Keuntungan ini tidak hanya berlaku bagi yang punya gelar akademis, tapi juga bagi yang tidak punya gelar akademis.
1. Memiliki Segmen Pembaca Khusus