Mohon tunggu...
Walentina Waluyanti
Walentina Waluyanti Mohon Tunggu... Penulis - Menulis dan berani mempertanggungjawabkan tulisan adalah kehormatan.

Penulis. Bermukim di Belanda. Website: Walentina Waluyanti ~~~~ Email: walentina.waluyanti@upcmail.nl ~~~ Youtube channel: Kiki's Mom

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengalaman Mistis Menyapa Hantu dan Sangkaan Buruk

12 Desember 2021   20:43 Diperbarui: 13 Desember 2021   07:02 1052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan berburuk sangka terhadap orang lain hanya berdasarkan asumsi pribadi, seseorang telah menciptakan "HANTU" yang sesungguhnya.

Kembali lagi ke nasihat kakek nenek kita, "Jangan dimasukkan ke hati."

"Ah, bicara memang gampang. Sakitnya tuh di sini, tahu?!!", kata Anda sambil menunjuk dada.

Tapi hidup memang menjadi lebih ringan ketika kita selalu mengingat bahwa diri kita bukanlah pusat jagat raya.

Kalaupun ada orang lain yang benar-benar ingin membuat diri kita tersinggung, mungkin justru itu bisa menjadi cambuk pembuktian diri. Membuktikan bahwa diri kita tak seburuk yang diduga.

Bukankah kesuksesan bisa tercapai bukan hanya karena dibanjiri pujian, tapi juga karena dicambuk oleh celaan dan kritik? (Tidak berarti bahwa orang boleh sesuka hati mencela orang lain).

Dan kalaupun ada orang yang memang bermaksud membuat tersinggung, orang itu pun bukanlah pusat jagat raya. Masih banyak urusan lain yang lebih penting untuk diurusi.

Kadang-kadang juga lebih praktis dengan mengubah fokus bukan lagi ke "AKU". Tetapi mencoba berpikir dari perspektif orang lain. Lihatlah niat di balik ucapan atau tindakan orang lain.

Kita tidak suka orang lain berpikir bahwa diri kita buruk. Jadi tidaklah adil berpikir buruk tentang orang lain tanpa betul-betul mengenal orang tersebut.

Cobalah berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan lain yang ada di dalam pikiran orang lain, tanpa perlu mengaitkannya dengan "AKU" alias diri sendiri. ***

Penulis: Walentina Waluyanti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun