Dengan berburuk sangka terhadap orang lain hanya berdasarkan asumsi pribadi, seseorang telah menciptakan "HANTU" yang sesungguhnya.
Kembali lagi ke nasihat kakek nenek kita, "Jangan dimasukkan ke hati."
"Ah, bicara memang gampang. Sakitnya tuh di sini, tahu?!!", kata Anda sambil menunjuk dada.
Tapi hidup memang menjadi lebih ringan ketika kita selalu mengingat bahwa diri kita bukanlah pusat jagat raya.
Kalaupun ada orang lain yang benar-benar ingin membuat diri kita tersinggung, mungkin justru itu bisa menjadi cambuk pembuktian diri. Membuktikan bahwa diri kita tak seburuk yang diduga.
Bukankah kesuksesan bisa tercapai bukan hanya karena dibanjiri pujian, tapi juga karena dicambuk oleh celaan dan kritik? (Tidak berarti bahwa orang boleh sesuka hati mencela orang lain).
Dan kalaupun ada orang yang memang bermaksud membuat tersinggung, orang itu pun bukanlah pusat jagat raya. Masih banyak urusan lain yang lebih penting untuk diurusi.
Kadang-kadang juga lebih praktis dengan mengubah fokus bukan lagi ke "AKU". Tetapi mencoba berpikir dari perspektif orang lain. Lihatlah niat di balik ucapan atau tindakan orang lain.
Kita tidak suka orang lain berpikir bahwa diri kita buruk. Jadi tidaklah adil berpikir buruk tentang orang lain tanpa betul-betul mengenal orang tersebut.
Cobalah berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan lain yang ada di dalam pikiran orang lain, tanpa perlu mengaitkannya dengan "AKU" alias diri sendiri. ***
Penulis: Walentina Waluyanti