Gelombang badai dan amukan air laut menjebol tanggul-tanggul di lebih dari 150 tempat di Zeeland, Zuid Holland dan Noord Brabant.Â
Tanggul-tanggul itu tidak mampu menampung jumlah air, dan hal ini sudah diprediksi sebelumnya oleh para ahli.Â
Sebelum perbaikan tanggul dilakukan, bencana ini sudah keburu datang. Tak pelak, jebolnya tanggul-tanggul ini menimbulkan bencana besar.
Banyak rumah yang roboh atau hanyut terbawa arus. Bencana air bah tahun 1953 ini melanda provinsi Zeeland, sebagian provinsi Zuid Holland dan sebagian provinsi Noord-Brabant.
Bukan hanya Belanda, dalam waktu yang sama bencana ini juga terjadi di Belgia, Inggris dan Jerman di wilayah barat laut.
Provinsi Zeeland Belanda merupakan wilayah terparah akibat hantaman bencana ini. Juga sebagian provinsi Zuid Holland dan sebagian provinsi Noord-Brabant. Banyak rumah yang roboh atau hanyut terbawa arus.
Sebanyak 1.836 orang tewas, lebih dari 200.000 ternak mati, lebih dari 200.000 hektar lahan pertanian terendam banjir. Sebanyak 4300 rumah hancur dan 43.000 bangunan rusak.Â
Beberapa desa lenyap tersapu air bah. Total kerugian yang ditimbulkan akibat bencana ini, sekitar 1, 5 milyar gulden (setara dengan 5,4 milyar euro).
Tragedi Air Bah 1953, Belanda Kecolongan?
Keadaan geografis negaranya membuat Belanda sangat sadar, setiap saat bisa diterjang banjir. Ini karena Belanda adalah negara yang 1/3 bagian wilayahnya terletak 6 meter di bawah permukaan air laut. Lebih dari 60% wilayah Belanda adalah rawan banjir.
Belanda memang dituntut oleh keadaan alamnya untuk mampu mengelola pengendalian air. Tanpa kemampuan ini, maka 65% wilayah Belanda akan tergenang air. Ini membuat Belanda dari abad ke abad menjadi bangsa yang inovatif dalam penanganan banjir.