Memperjuangkan dan mewujudkan impian... ini adalah perjuangan bawah sadar setiap orang yang diekspresikan oleh pemain sepak bola melalui permainan habis-habisan sampai baku pukul. Tak pelak, pemain pun menjadi hero bagi fans!
Karena sifat wanita yang lebih lembut dan sabar, pesepak bola putri umumnya sulit untuk menunjukkan ekspresi-ekspresi di atas saat bermain sepak bola. Sifat feminitas pada wanita, membuat sepak bola putri menjadi permainan yang lempeng tanpa gejolak.
Meskipun dalam kehidupan sehari-hari ada juga perempuan yang bisa adu fisik, tapi ini tak terbayangkan bisa terjadi pada sepak bola putri. Masak perempuan harus saling tarik rambut atau saling cakar saat bertengkar dengan lawan main di lapangan?
Kalaupun ada sesuatu yang menegangkan dari sepak bola putri, penontonnya terus menunggu, siapa yang akan  menang? Sementara dalam sepak bola putra, sejak pertandingan dimulai, sudah terasa suasana provokatif yang membuat orang tegang dan terus mengikuti pertandingan hingga akhir.
Tidak hanya berhenti sampai akhir pertandingan, orang masih terus mengikuti berita sesudah pertandingan. Bahkan karena kontroversi perilaku pemainnya saat di lapangan, orang masih terus menguntit berita tentang kehidupan pribadi pemainnya.
3. "Kenakalan" Pria dalam Sepak Bola, Sulit Dilakukan Perempuan
Permainan kotor atau bermain curang dalam sepak bola jelas dilarang. Meskipun jelas-jelas dilarang, tapi pesepakbola pria umumnya bermain curang dalam sepak bola, baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Kecurangan yang paling terkenal, di antaranya dilakukan pemain Argentina Diego Maradona ketika melawan Inggris tahun 1986, pada pertandingan FIFA World Cup. Ia melakukan handball, menyundul bola dengan tangannya ketika mencetak gol. Pertandingan ini berakhir dengan skor 2-1 untuk Argentina.
Tayangan ulang memang menunjukkan Maradona melakukan handball. Tapi Maradona berkilah bahwa itu adalah "tangan Tuhan". Dalam wawancara dengan BBC 19 tahun kemudian, Maradona akhirnya mengakui ia sengaja melakukan kecurangan itu.
Meskipun main curang dilarang, tapi trik bermain curang ini justru didukung oleh penonton apabila yang bermain curang itu adalah tim jagoannya. Seolah main curang itu boleh, asal jangan dilakukan oleh pihak lawan.
"Tipu-tipu" nakal ala pria ini, rasanya menjadi aneh jika ini dilakukan oleh perempuan. Ini karena stigma feminitas yang telanjur melekat pada perempuan. Feminitas, lawan kata dari maskulinitas, berarti menunjukkan sifat perempuan antara lain kelembutan, kesabaran, kebaikan, dll. (Wikipedia)
Dalam sepak bola putri, para pemainnya umumnya bermain lurus-lurus saja, hampir tidak ada yang bermain curang, sebetulnya adalah cara berkompetisi yang benar. Tapi bermain dengan "sopan-santun" dalam sepak bola tampaknya kurang menarik bagi pria.
Bahkan orang hampir tidak bisa membayangkan bisa menonton tim sepak bola putra bermain dengan penuh sopan-santun tanpa pelanggaran, tanpa sedikit pun bermain curang.