Mohon tunggu...
Wajid Nail Jayyid Almahdi
Wajid Nail Jayyid Almahdi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Tenang, Santai, dan Berprogres

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rintik Kenangan

31 Juli 2023   19:17 Diperbarui: 31 Juli 2023   19:28 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pinterest 

Dulu.,

Kita duduk di tempat indah berbalut sembilu

Melawan angin yang sedang menyapu

Dan kau menangis sedu bersandarkan bahu

Kau pergi.,

Meninggalkanku dengan mendung awan sore hari

Menutupi senja yang menghiasi

Merusak suasana indah yang telah dinanti

Awan yang biasa ku tatap

Mulai digantikan awan gelap

Gemerlapnya hilang tanpa ada gagap

Tetes air turun dari awan gelap

Kemana indahnya awan yang sering ku tatap?

Kenapa dia pergi tanpa menyisakan harap?

Kapan tetes air ini akan berhenti?

Agar dia kembali tanpa pergi lagi?

Sahabat yang selalu ku tangisi

Bukankah kau senang jika cerah awan kembali?

Sepertinya akan lama berganti

Tapi rintik hujan ini bisa kita nikmati

Dengan segelas kopi

Kita bisa warnai hari

Di bawah atap warung kopi

Kita bisa bertukar cerita kembali

Tetesan air di luar sana

Membuat pertemuan hanya menjadi angan angan

Rencana hanya sebuah kisah dengan kata jika

Menyisakan kenangan di warung pak maman

Untuk hujan yang tak kunjung usai

Tenangkan dirimu sejenak kawan

Agar aku bisa melepas rindu yang terbengkalai

Dan kenangan tak hanya sebuah bualan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun