“Auw,” seraya gosok-gosok dahinya.
“Waras, Rara.”
“Timing yang tepat banget buatku kenalan dengannya. Kesempatan itu aku buang percuma.”
“Plis deh. Jangan dekatin dia!”
“Aku tahu. Anda berdua gak tahu rasa pedih di hati mendam rasa cinta.”
“We know,” serobot mereka.
Rara melengus sampai bahunya bungkuk seperti bunga layu. “Kenapa kita ditakdirkan macam ini, Falen,” sambungnya, “Lolie.”
“Apa?”
“Tahan aku. Aku rasa lututku gak kuat menyangga badanku.”
“Aihhh,” keluh Lolie.
“Kau ingin sekolah kita menjadi tragedi akibat percintaanmu.”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!