Dari semenjak itu Rara mulai terpesona pada Falen dan mengintip dari kejauhan. Sabar…
Toh hari ini impian itu menjadi kenyataan jua di depan mata. Siapa dinyana, dapat menduga dia bertemu dan mendapat perlakuan istimewa dari Falen secepat ini. Rara pun meragukannya bagaikan mimpi.
Rara menerka-nerka mungkin karena dia keseringan memandang Falen bermain saat Rara melewati lapangan sekolah Falen. Di saat itu mungkin saja teman Falen memberitahukannya. Jikalau Rara anak SMA 13 sering caper terhadap dia.
***
Bu Rina berjalan di lorong bangku antara Rara dengan Revi. Mereka berdua sama-sama tak menyukai jam belajar guru ini. Bukan pelajaran Sejarah. Yang mengajar mereka. Entah mengapa.
Rara duduk sebaris dengan Revi. Bersebelahan, lorong saja memisahkan bangku mereka. Entah mengapa pula dua anak ini sering dicomblangi oleh guru seperti kisah di film Habibie dan Ainun. Akankah mereka terjalin seperti tokoh yang juga mereka kagumi. Dijodohin malah benar-benar jadi pasangan sejati hingga akhir hayat. Banyak yang mengharapkan mereka mengikuti jejak kisah cinta Pak Habibie dan Ibu Ainun.
Guru itu bertanya, “Re, kamu mau tidak pacaran dengan Rara?”
“Ehmm…” Suara batuk tiruan dari beberapa teman cowok Revi.
Bu guru lama menunggu perkataan Revi keluar dari mulutnya.
“Dia cantik gak menurut Revi?”
“Cantik tapi…”