“Kau sengaja sembunyikan bajuku dan pura-pura gak tahu, kan?”
“O, jelas, ” ucap Rara, dia berbohong sengaja menaikkan tensi amarah Revi. Rara jengkel Revi langsung menuduhnya sengaja menyembunyikan baju olahraga Revi. Rara tak sadar bahwa dia mengikuti kata paten Revi: O, jelas. Ungkapan Revi yang selalu keluar di mulutnya bila bertentangan sama Rara.
Dan dua murid itu tak sadar jika mereka jadi tontonan gratis.
Kini dia keceplosan. “Siapa yang mau denganmu?”
“Udah deh. Kamu dua beranteman. Pacaran aja deh,” Miranda menengahi mereka. Revi dan Rara saling membelakangi diri mereka.
“Revi...”
Yang diisebut namanya menoleh ke belakang.
“...bukan salah Rara.”
Sontak Rara memutar badan untuk mendengar penjelasan Anto selanjutnya, “...Aku lihat kok kamu yang mau buru-buru keluar lalu kau taruh di samping meja Rara,” lanjut Anto, murid yang duduk di belakang Revi.
“Hhm. Dengar tuh!” kata Rara, tanpa menoleh.
“Hueee,” olok Revi. Tak mau kalah. Tiba-tiba ide nakal muncul di pikiran Revi. “Ra,” Revi bangkit dari bangku. Revi mengayunkan kaos ke hadapan Rara. “Suuiiing,” gumam Revi.