Mohon tunggu...
Moh Wahyu Syafiul Mubarok
Moh Wahyu Syafiul Mubarok Mohon Tunggu... Penulis - Part time writer, full time dreamer

No Sacrifices No Victories

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menimbang Bisnis Daur Ulang Baterai di Indonesia

22 Januari 2025   01:48 Diperbarui: 22 Januari 2025   11:21 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potensi Bisnis dan Peluang Investasi

Selain manfaat lingkungan, prospek bisnis daur ulang baterai di Indonesia sangat menjanjikan. Menurut laporan industri, pasar global daur ulang baterai diperkirakan akan mencapai USD 24 miliar pada 2030, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) lebih dari 8%.

Di Indonesia, proyeksi menunjukkan bahwa pada 2027, permintaan material baterai daur ulang dapat melebihi 10.000 ton per tahun seiring pertumbuhan pasar EV dan elektronik. 

Jadi, dengan lebih dari 17 juta pengiriman ponsel pintar dan target ambisius untuk adopsi EV, pasar Indonesia menghadirkan peluang signifikan bagi investor.

Membangun ekonomi sirkular dalam industri ini dapat menciptakan sekitar 10.000 lapangan kerja hijau baru dan membantu industri lokal mengurangi biaya hingga 30% melalui pemulihan material, menegaskan pentingnya investasi strategis di sektor ini.

Untuk mewujudkan potensi penuh daur ulang baterai, Indonesia harus mengadopsi strategi menyeluruh. 

Pertama, memperluas jangkauan daur ulang Strategi daur ulang baterai di Indonesia tidak boleh hanya terbatas pada EV, tetapi juga mencakup elektronik konsumen dan sistem energi terbarukan. 

Kemitraan dengan produsen elektronik dapat membantu membangun sistem pengumpulan dan daur ulang baterai bekas dari ponsel pintar, laptop, dan peralatan industri.

Kedua, memberikan insentif kebijakan dan investasi. Pemerintah perlu menerapkan insentif pajak, subsidi, dan kemitraan publik-swasta untuk mendorong investasi dalam fasilitas daur ulang. 

Insentif finansial bagi perusahaan yang menerapkan manajemen siklus hidup baterai secara menyeluruh dapat meningkatkan kelayakan ekonomi. Kebijakan serupa telah terbukti sukses dalam sektor smelter nikel Indonesia dan dapat diadaptasi untuk daur ulang baterai.

Ketiga, mengintegrasikan fasilitas daur ulang di Gigafactory. Penempatan fasilitas daur ulang di dalam gigafactory baterai dapat menyederhanakan operasional, mengurangi biaya transportasi, dan menciptakan rantai pasok tertutup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun