Mohon tunggu...
Moh Wahyu Syafiul Mubarok
Moh Wahyu Syafiul Mubarok Mohon Tunggu... Penulis - Part time writer, full time dreamer

No Sacrifices No Victories

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menimbang Bisnis Daur Ulang Baterai di Indonesia

22 Januari 2025   01:48 Diperbarui: 22 Januari 2025   11:21 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia berada di titik krusial dalam revolusi kendaraan listrik (EV) global, didorong oleh cadangan nikel dan mineral penting lainnya yang melimpah untuk produksi baterai. 

Namun, satu pertanyaan yang perlu kita jawab, ke mana perginya baterai setelah energinya habis, dan bisakah cerita mereka berlanjut setelah siklus hidupnya berakhir?

Permintaan global akan baterai lithium-ion (LIB) terus meningkat---tidak hanya untuk EV tetapi juga untuk elektronik konsumen, peralatan industri, dan sistem energi terbarukan. 

Oleh karena itu, daur ulang baterai menghadirkan peluang strategis yang tidak boleh diabaikan oleh Indonesia.

Meskipun diskusi mengenai daur ulang baterai sering kali berpusat pada EV, LIB juga menjadi sumber daya utama bagi pasar elektronik konsumen Indonesia yang tengah berkembang pesat. 

Pasar ini menghasilkan estimasi penjualan tahunan sebesar USD 6,1 miliar, dengan jutaan ponsel pintar, laptop, dan perangkat portabel yang bergantung pada baterai isi ulang.

Selain itu, proyek energi terbarukan terus meluas. Janji Prabowo untuk membangun kapasitas energi terbarukan sebesar 75 GW dalam 15 tahun ke depan mendorong permintaan LIB dalam sistem tenaga surya lepas jaringan dan solusi penyimpanan energi.

Pasar yang lebih luas ini berarti bahwa daur ulang baterai dari elektronik konsumen dan peralatan industri dapat menyediakan pasokan material penting seperti lithium, nikel, kobalt, dan mangan---material yang esensial bagi keberlanjutan industri baterai domestik.

Manfaat Ganda Daur Ulang Baterai

Daur ulang baterai menawarkan dua manfaat utama: mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keamanan pasokan sumber daya. Berdasarkan penelitian, proses daur ulang hidrometalurgi dapat memulihkan lebih dari 90% logam berharga seperti nikel, kobalt, dan lithium.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun