Mengadopsi standar lingkungan dan tenaga kerja yang tinggi akan membuat produk Indonesia lebih menarik bagi pasar Barat yang mencari rantai pasok yang berkelanjutan.
Keempat, terlibat dalam diplomasi multilateral. Daripada hanya mengandalkan kesepakatan dagang bilateral, Indonesia perlu berperan lebih aktif dalam forum perdagangan multilateral, seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), untuk menangani proliferasi tarif dan hambatan dagang di sektor EV.
 Dengan bekerja sama dengan negara-negara berkembang lainnya, Indonesia dapat mendorong aturan perdagangan yang adil dan menguntungkan semua pemain di pasar EV global.
Menavigasi ketegangan perdagangan antara Tiongkok dan negara-negara Barat memerlukan diplomasi yang hati-hati, diversifikasi strategis, dan fokus pada pembangunan pasar domestik yang kuat. Dengan pendekatan yang seimbang, Indonesia dapat mengamankan tempatnya dalam industri EV global sembari menjaga hubungan baik dengan kedua kekuatan ekonomi besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H