Ada empat pilar yang harus terpenuhi; energi terbarukan, elektrifikasi, penurunan energi fosil, dan penggunaan bahan bakar bersih (clean fuel). Empat aspek penting tersebut semuanya berkaitan dengan produksi energi rendah emisi. Peta jalan tersebut kemudian dibagi menjadi tiga tahap seperti pada gambar 2.
Secara garis besar, skema tersebut menjadikan energi bersih sebagai mesin pendorong utama untuk mewujudkan net zero emission 2050.Â
Tentu sembari terus menekan penggunaan batu bara sebagai "pelumas" kegiatan ekonomi. Satu energi terbarukan yang sangat menjanjikan di Indonesia adalah tenaga surya.Â
Bila laporan Kementrian Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) menyebut potensi tenaga surya kita hanya 207 Gigawatt per tahun, nyatanya analisis IESR justru mengungkap lebih banyak potensi dengan total 20.000 Gigawatt per tahun.Â
Bak gayung bersambut, harga power purchase agreement (PPA) untuk panel surya di Indonesia terus melandai (gambar 3). Tren serupa juga terjadi di beberapa negara seperti ditunjukkan pada gambar 4.
Tentu, musuh dari teknologi panel surya adalah intermitensi. Sel surya mendadak berhenti memanen energi matahari ketika mendung atau malam tiba. Sehingga dibutuhkan energy storage seperti baterai untuk menyimpan energi listrik yang dihasilkan.Â
Yuval Noah Harari di bukunya yang berjudul Homo Deus menyebut bahwa dua hal yang menjadi pencarian manusia adalah data storage dan energy storage. Hal ini seolah menjadi justifikasi betapa pentingnya teknologi baterai untuk menopang keberlanjutan dari energi baru terbarukan yang rendah karbon.
Apalagi, Indonesia telah dititipi oleh Tuhan sebagai pemilik sumber daya nikel terbesar di dunia. Mineral ini menjadi material terpenting dalam pengembangan baterai lithium ion yang akan menguasai pasar energy storage dunia. Sehingga, kita tidak hanya bisa mencapai net zero emission 2050, tetapi Indonesia juga berpotensi untuk menjadi pemain dalam industri energi terbarukan global, yang pastinya membuka lebih banyak lapangan pekerjaan serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Fajar Perubahan