Mohon tunggu...
Wahyu Sulistyo
Wahyu Sulistyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

sekedar melihat dan memahami yang ada dengan sudut pandang yang berbeda.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosialisasi Mengenai Partisipasi Politik Pada Berbagai Kalangan Usia

24 Maret 2023   15:25 Diperbarui: 24 Maret 2023   15:40 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saudara Firman sedang menggali informasi mengenai penerapan politik yang dilakukan oleh remaja (Andi) yang ada di Mushola Istiqomah Sekaran.

Keluarga menjadi mikrosistem sosialisasi politik pada anak-anak. Keluarga memiliki peran sangat penting bagi anak karena merupakan tempat dimana ia belajar pertama kali sebelum masuk ke dalam pendidikan formal. Sarana sosialisasi politik anak-anak setelah keluarga yaitu pada sekolah. Diharapkan bahwa melalui sekolah sebagai sarana politik, partisipasi politik sebagai generasi muda dan pemula dapat ditingkatkan, sehingga konsep masyarakat madani (civil society) dapat diimplementasikan secara efektif.

Ada lima unsur politik yang harus dikenalkan pada anak-anak yaitu negara, kekuasaan, kebijakan, pengambilan keputusan, dan distribusi kekuasaan. Yang pertama, negara, anak-anak sudah memahami hal-hal yang memiliki keterkaitan dengan negara. 

Anak-anak sudah mulai memahami tentang bentuk negara Indonesia, warna bendera negara Indonesia, lambang negara Indonesia, semboyan negara Indonesia, nama Presiden Indonesia, dan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Implementasi Pancasila dapat dilihat dari pembiasaan adanya upacara bendera setiap hari Senin dan hari-hari besar nasional lainnya untuk mewujudkan sikap nasionalisme, menghargai perbedaan agama antara sesama teman, menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya, serta menumbuhkan rasa percaya dan takut kepada Tuhan.

Unsur yang kedua adalah kekuasaan, dalam hal ini anak-anak memahami tentang peran pemimpin dalam keluarga yaitu ayah sebagai kepala keluarga, dalam sekolah ada kepala sekolah yang menjadi pemimpin, dan peran pemimpin dalam pemerintahan, seperti Presiden, Gubernur, atau Walikota. Menyoal tentang kebijakan, anak-anak sudah paham tentang kebijakan yang dibuat dalam kehidupannya sehari-hari. 

Dimulai kebijakan yang ada di rumah tentang jadwal untuk berangkat sekolah, jam malam untuk bermain, jam untuk tidur baik tidur malam dan tidur siang, dan segala aturan yang boleh dan tidak boleh dilakukan di rumah yang harus ditaati. Dalam lingkungan sekolah, anak-anak pun sudah memahami terkait tata tertib sekolah yang wajib untuk dilakukan dan ditaati.

Selanjutnya, dalam pengambilan keputusan, anak-anak terlibat dalam kegiatan pemilihan ketua kelas dan struktur organisasi yang ada di kelas baik itu dilakukan secara voting maupun musyawarah dengan memperhatikan pendapat orang lain yang harus dihargai untuk mencapai kesepakatan bersama. 

Dan yang terakhir, distribusi kekuasaan, dalam hal ini menurut Putra (kelas 5 SD) mengatakan bahwa adanya struktur organisasi yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan sie lainnya merupakan bagian dari pembagian kekuasaan yang ada di kelas, pembagian kekuasaan yang ada di negara menurut Amelia, ia sudah memahami adanya Presiden, Gubernur, dan Walikota dalam pembagian kekuasaan pada negara. Hal tersebut dapat dipahami anak-anak akan pentingnya tanggung jawab dan komitmen yang teguh dalam menjalani sebuah tugas yang diberikan dalam suatu organisasi.

Dalam sosialisasi politik pada anak-anak terutama anak Sekolah Dasar, penting bagi kita untuk memberikan pemahaman yang sederhana namun mendalam tentang nilai-nilai Pancasila, hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta pentingnya partisipasi dalam kehidupan politik. 

Dengan demikian, diharapkan anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi yang memiliki kesadaran politik yang baik dan mampu berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan harmonis.

  • Remaja

Saudara Firman sedang menggali informasi mengenai penerapan politik yang dilakukan oleh remaja (Andi) yang ada di Mushola Istiqomah Sekaran.
Saudara Firman sedang menggali informasi mengenai penerapan politik yang dilakukan oleh remaja (Andi) yang ada di Mushola Istiqomah Sekaran.

Usia remaja diasumsikan sebagai usia peralihan antara anak-anak dan dewasa. Pada masa remaja kecenderungan dalam persepsi maupun pengetahuan dalam dunia politik masih cenderung rendah. Berdasarkan penelitian oleh (Limia & Ariadne, 2018) menunjukan bahwa pemilih pemula pada rentang usia 16-18 tahun memiliki tingkat pemahaman yang rendah mengenai konsep, peran, serta fugsi partai politik. Partisipan dalam penelitian tersebut diambil dari sejumlah 20 siswa sekolah menengah atas dengan usia 16 sampai 18 tahun dan dari kedua puluh siswa tersebut belum ada yang pernah melakukan pemilihan sama sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun