Tak lama kemudian, ada sekelompok mahasiswa lain yang duduk di dekatku. Mereka tampak asyik berdiskusi, tertawa, dan sesekali mengeluarkan buku untuk merujuk materi kuliah. Melihat mereka, aku merasa sedikit cemburu. Betapa mereka tampak menikmati momen itu, sementara aku terjebak dalam pikiran akan tugas dan deadline yang menanti.
   "Eh, Put, kamu di sini sendirian?" Salah satu dari mereka, adalah teman tetangga kelas, ia menghampiriku. Namanya Jia, wajahnya selalu ceria dan ramah, selalu merespon dengan baik jika aku bertanya. Entah itu ketika berpapasan di jalan, atau melalui room chat.
   "Iya, Jia. Lagi nunggu kelas," jawabku, mencoba tersenyum meski dalam hati masih ada beban.
   "Yuk, gabung sama kita! Kita lagi bahas tugas dari Bu Rosa," ajaknya.
    Aku merasa ragu sejenak, tetapi tawarannya terlalu menarik untuk ditolak. "Baiklah, izin gabung, ya," kataku sembari berdiri dan menghampiri mereka.Â
   Setelah bergabung dengan mereka, suasana hatiku mulai membaik. Diskusi yang berlangsung membuatku terinspirasi dan lebih bersemangat. Ternyata, berbagi pikiran dengan orang lain bisa menjadi cara yang efektif untuk mengatasi beban yang terasa berat.
   Kelas baru dimulai dalam waktu 30 menitan lagi, tetapi aku merasa lebih siap setelah mendapatkan perspektif baru dari teman-teman baruku, karena yang aku kenal di antara mereka hanyalah Jia. "Terima kasih, ya, teman-teman. Aku benar-benar butuh ini," kataku tulus saat kami berpisah untuk menuju kelas.
   Dengan langkah yang lebih ringan, aku menuju Gedung Terpadu SBSN. Nyatanya, tak semua beban harus ditanggung sendirian, dan terkadang, berbagi bisa menjadi solusi terbaik untuk mengatasi rasa penat dalam menjalani rutinitas.Â
Rabu, 27 November 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H