Islam Agama KetulusanÂ
Dalam Al-Qur'an, para nabi dan rasul adalah mereka yang ikhlas, tulus, bebas dari rasa iri, kepura-puraan, dan terbebas dari segala penyakit hati yang dapat meruntuhkan bangunan kemanusiaan. Allah Swt mewajibkan pemeluknya untuk tulus ikhlas dalam memahami dan mempraktikkan perintah-perintah agama. Tanpa ketulusan, ibadah tidak akan berarti apa-apa dihadapan-Nya, dan tanpa ikhlas dan ketulusan, sesorang akan tersesat dan menyesatkan orang lain.
Orang yang tulus, ketika memberi tidak berharap imbalan manusia, tetapi mengharapkan keridhaan Allah Swt semata. Konsep agama yang tulus ini menjadi atribut umat Islam di  Indonesia sehingga dikenal dunia. Ketulusan ini juga merupakan salah satu cerminan bahwa dalam membangun bangsa, mustinya saling membahu sebab kita tidak bisa berjalan sendiri.
Dalam konteks gerakan sosial-politik, terekam betapa telah terjalin persahabatan erat  di antara  tokoh-tokoh pergerakan Muslim dan penganut agama lainnya. Seperti kedekatan Natsir dengan Prawoto Mangkusasmito, baik selama revolusi maupun sedahnya, atau bergabungnya Kasimo dengan partai Masyumi dalam upaya menentang sistem politik otoriter selama era demokrasi terpimpin. (Ibid; 197).
Narasi sejarah tersebut mengindikasikan bahwa Islam di Indonesia telah memberi corak ideal dalam pentas narasi sosial dan politik kenegaraan. Maka, jangan lagi ada sangkaan, ada organisasi Islam yang bersilang haluan dituduh makar. Bagi saya, Islam-lah yang merekat kita semua, Islam-lah yang pertama kali membuka jalan perjuangan, dan Islam pula yang selama ini berada di garda terdepan dalam merawat persatuan dan kesatuan bangsa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H