Ketiga, dalih keamanan. Parkir itu ada bertujuan untuk mengamankan, baik dari sisi kriminal maupun nilai estetika di lapangan.Â
Tidak sedikit pemilik toko bersyukur adanya juru parkir, sebab membantu para pelanggan dalam urusan perparkiran, disamping turut memberikan cita rasa aman dalam usahanya tersebut.Â
Namun, namanya manusia, keimanannya fluktuatif. Tidak puas dengan satu ladang, pasti dia mencari ladang-ladang rupiah lainnya.Â
Makanya dikenal dengan istilah juru parkir liar. Konsep premansime pun mulai berlaku disini, siapa yang duluan berkuasa, lebih lama, lebih kuat, maka dia yang berhak memungut uang keamanan dari masyarakat.Â
Padahal, parkir itu punya aturan. Hal-hal yang tertulis saja banyak, apalagi aturan berupa norma yang harus dipatuhi.Â
Parkir itu menjaga, bukan memberikan ketakutan.
Juru parkir mengamankan, tapi sekarang banyak mereka yang diamankan. Alasannya satu, karena melanggar aturan yang berlaku.Â
Juru parkir adalah pahlawan. Dia pejuang yang tangguh untuk keluarganya, selama tidak menerapkan konsep premanisme.Â
Jangan takut, premanisme tidak pernah cocok untuk digunakan pada daerah manapun.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H