Ketika seseorang tidak menemukan ketenangan jiwa di dalamnya.
Jika kepemimpinan keluarga di dalamnya hancur, ayah tidak peduli kepada anak, anak acuh kepada ibu, istri antipati kepada suami, semua orang di rumah tidak memiliki sifat manusia, maka masing-masing akan mencari "sosok" rumah yang membuat nyaman.
Anak yang tiada mengerti, dan dihadapkan dengan kondisi ini, akan sangat berbahaya.
Jika sang anak merasa dibuang, tidak diharapkan, kemudian bergerak mencari "rumah" dengan nalurinya, menurutkan nafsunya, maka terjadilah tindak kejahatan berupa pelecehan, perundungan, atau eksploitasi anak.
Apakah mereka merasa menjadi korban?
Harusnya iya. Tetapi karena lingkungan membuatnya nyaman, aman dan memberikan makna hidup yang sebenarnya, status korban itu dinomor-seratuskan.
Jangan sampai generasi Z mencari rumah dengan cara zolim, menjadi pengedar narkoba, mencuri, membegal atau hal lainnya.
Para orangtua harus bekerja sama, memberikan rasa nyaman untuk seluruh keluarga.
Tujuannya satu, menjaga marwah dan kehormatan keluarga, baik dimata hukum negara, hukum syariat, maupun sosial masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H