Mohon tunggu...
Wahyu Fajar Lestari
Wahyu Fajar Lestari Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer - Mahasiswa

Menyukai pendidikan, menulis, dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tabah Hingga Kematian

26 Desember 2024   10:47 Diperbarui: 26 Desember 2024   10:47 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

perihal seseorang; perempuan

menatap sorot lampu kota

getir senyumnya membidik kepyar rasi bintang yang memanggil-manggil

menopang merah mendidih matanya

menengadah sambil menyuap ingin

mudah-mudahan tak muncrat ke kapling abu-abu ditapaknya

termenung, di sendinya melingkar tiga jarum

--yang rotasinya tak pernah sejalan

bak takdirnya

di antara riuh redam persimpangan kota

sendu bersimpuh dipeluk nestapa

menguping bising logika

bersekongkol dengan gema tubuh yang hampir rubuh

mencacah ketegaran di senyap angin

tapi mungkin sebentar lagi puting beliung

mencecar ketenangan yang mulai rapuh di jiwanya yang sekarat

pada takdir yang acak bergerak

pada rentetan pengharapan yang tak kunjung

bertemu aduan

"kemana larimu?"

rindu bercakap dengan lega

seringai diramu tanpa sesak di peparu

bukan lagi dada yang tabah hingga kematian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun