perihal seseorang; perempuan
menatap sorot lampu kota
getir senyumnya membidik kepyar rasi bintang yang memanggil-manggil
menopang merah mendidih matanya
menengadah sambil menyuap ingin
mudah-mudahan tak muncrat ke kapling abu-abu ditapaknya
termenung, di sendinya melingkar tiga jarum
--yang rotasinya tak pernah sejalan
bak takdirnya
di antara riuh redam persimpangan kota
sendu bersimpuh dipeluk nestapa
menguping bising logika
bersekongkol dengan gema tubuh yang hampir rubuh
mencacah ketegaran di senyap angin
tapi mungkin sebentar lagi puting beliung
mencecar ketenangan yang mulai rapuh di jiwanya yang sekarat
pada takdir yang acak bergerak
pada rentetan pengharapan yang tak kunjung
bertemu aduan
"kemana larimu?"
rindu bercakap dengan lega
seringai diramu tanpa sesak di peparu
bukan lagi dada yang tabah hingga kematian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H